SBY Minta Evaluasi Penetapan 1 Syawal
Rabu, 07 September 2011 – 07:07 WIB

SBY Minta Evaluasi Penetapan 1 Syawal
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku banyak orang yang protes ke dirinya karena adanya perbedaan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1432 Hijriah beberapa waktu lalu. Oleh karena itu, SBY meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk kembali meninjau cara penentuan 1 Syawal.
"Banyak SMS yang masuk ke saya menanyakan soal 1 Syawal itu. Mengapa (perbedaan) itu terjadi. Tapi saya cuma bisa berkata bahwa mungkin yang protes ke saya itu salah, bukan pada tempatnya. Itu bukan domain saya," ujar SBY saat membuka Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara kemarin (6/9).
Namun begitu, lanjut, SBY, masih ada pula yang SMS mengatakan apa tidak ada kebijakan tertentu yang bisa membuat situasi menjadi lebih harmonis. Untuk itu, Presiden meminta agar Majelis Ulama Indonesia dan para ulama lain dapat menentukan cara untuk memutuskan datangnya 1 Syawal untuk tahun-tahun mendatang. "Saya minta MUI menemukan caranya," kata dia.
Namun begitu, dalam Sidang Kabinet pertama paska puasa dan lebaran tahun ini, SBY menyempatkan diri mengucapkan permohonan maaf kepada semua pihak jika selama ini terdapat salah. "Saya meminta MUI dan pihak lain yang memahami hal ini dapat berpikir dengan tenang dan jernih untuk menetapkan Lebaran di tahun-tahun yang akan datang. Itu tuntutan masyarakat," ungkapnya.
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku banyak orang yang protes ke dirinya karena adanya perbedaan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1432
BERITA TERKAIT
- Menko Polkam: Pemerintah Bentuk Satgas Terpadu Operasi Penanganan Premanisme & Ormas Meresahkan
- Masukan Buat Prabowo dari Innovation Summit Southeast Asia 2025
- B2W Capai 80 Persen Target Kuartal I 2025, Siapkan Revitalisasi 15 Korwil se-Indonesia
- Hasan Nasbi Mengaku Hubungannya dengan Presiden Prabowo, Mensesneg, dan Teddy Sangat Baik
- Usulan Kubu Tom Lembong, Hadirkan Moeldoko dan Eks Mendag di Persidangan!
- HNW Dukung Rencana Prabowo Ingin Biaya Haji Indonesia Lebih Murah Dari Malaysia