SBY Optimistis Krisis 98 Tak Terulang

Ajak Semua Pihak Pertahankan Momentum Pertumbuhan

SBY Optimistis Krisis 98 Tak Terulang
Presiden SBY dan Wapres Jusuf Kalla dalam pertemuan dengan para pelaku ekonomi.
Momentum pertumbuhan ekonomi tersebut menurut SBY terkait dengan capaian dan kemajuan perekonomian selama sepuluh tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi dalam 7 kwartal, diatas 6 persen. ’’Kalau negara lain menurunkan target pertumbuhan ekonominya, kita akan pertahankan dianats 6 persen,’’ kata SBY.

Selain itu, kata SBY, investasi juga terus meningkat, PDB naik, pendapatan perkapita juga merangkak naik,  pertumbuhan makin bertumpu pada dalam negeri dan risiko ekonomi makro terus menurun. Pemerintah dalam tiga tahun ini, kata SBY, juga membuat keputusan strategis yang sangat efektif untuk membiayai defisit APBN. Yakni keluar dari IMF (2006), membubarkan CGI (2007), dan menerbitkan sukuk negara (2008). ’’Jangan sampai momentum pertumbuhan ekonomi terhenti,’’ jelasnya.

SBY pun memberikan 10 hal yang harus dilakukan pemerintah, pelaku ekonomi, dan masyarakat. ’’Pertama kita harus optimistis dan bersinergi memelihara momentum pertumbuhan,’’ kata SBY. Pemerintah harus bisa menjaga kepercayaan masyarakat. Para pengusaha juga diimbau untuk tidak panik, berpikir positif, dan rasional.

Selain itu, kata SBY, APBN 2009 harus dioptimalkan. Alokasi untuk infratruktur harus tetap ada, termasuk untuk listrik. Selain itu, alokasi anggaran untuk penanggulangan kemiskinan, termasuk bantuan langsung tunai (BLT), juga harus dipertahankan.  Defisit anggaran juga harus tepat, tidak menganggu pencapaian sasaran dan tetap bisa dibiayai dalam situasi keuangan global dewasa ini.

’’Tadi Pak Wapres juga nitip, tolong lihat kembali penerimaan negara dari Migas. Semua harus sharing dalam kondisi seperti ini,’’ tandasnya.

Para menteri juga diimbau untuk melakukan efisiensi dan pembatasan pembelanjaan yang konsumtif. ’’Kalau bisa ditunda, ya ditudan. Itu juga berlaku bagi APBD,’’ kata SBY.

Pemerintah, kata SBY, juga akan terus menjaga agar dunia usaha atau sektor riil terus bergerak. Ini agar pajak dan penerimaan negara tetap terjaga.  Juga agar pengangguran tidak bertambah. BI diminta menjamin kredit dan likuiditas. ’’Kewajiban pemerintah mengeluarkan kebijakan regulasi, iklim, dan insentif agar sektor riil tetap bergerak,’’ katanya.

SBY mengingatkan, tahun depan ada kemungkinan Amerika Serikat dan Eropa mulai mempersempit pintu ekspor. SBY khawatir barang-barang yang gagal masuk ke sana akan berbelok ke Indonesia. ’’Jaga itu. Bikin barangkita kompetitif  di dalam negeri,’’ kata SBY. ’’Mari kita lakukan lagi kampanye besar-besaran utuk mengkonsumsi produk dalam negeri,’’ sambungnya.

JAKARTA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berusaha menenangkan masyarakat dengan menyatakan dampak krisis keuangan Amerika Serikat tak akan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News