SBY Optimistis Krisis 98 Tak Terulang

Ajak Semua Pihak Pertahankan Momentum Pertumbuhan

SBY Optimistis Krisis 98 Tak Terulang
Presiden SBY dan Wapres Jusuf Kalla dalam pertemuan dengan para pelaku ekonomi.
JAKARTA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berusaha menenangkan masyarakat dengan menyatakan dampak krisis keuangan Amerika Serikat tak akan membuat Indonesia jatuh krisis seperti pada 1998. SBY berasumsi faktor dan isu ekonomi yang terjadi sepuluh tahun silam berbeda dengan yang terjadi sekarang.

Senin (6/10) SBY menggelar rapat kabinet paripurna pertama pascalebaran di gedung utama secretariat negara. Selain para menteri, SBY juga mengundang para pelaku ekonomi serta pimpinan media cetak dan elektronik. Rapat yang khusus membahas gejolak ekonomi global akibat krisis keuangan Amerika Serikat tersebut berlangsung selama empat jam dari pukul 02.00 hingga 16.00.

Rapat dimulai dengan pemaparan dari Pelaksana Jabatan Menko Perekonomian Sri Mulyani, Gubernur BI Boediono, dan Ketua Kadin M.S. Hidayat. Setelah itu barulah SBY memberikan sepuluh direction untuk mengantisipasi krisis.

’’Insya Allah Indonesia tidak akan mengalami krisis ekonomi seperti yang terjadi pada 10 tahun yang lalu,’’ kata SBY kemarin. ’’Saya tidak bilang akan aman-aman saja. Tetapi saya yakin kalau kita bersatu, bersinergi,  nightmare 1997/1998 tidak terjadi,’’ sambungnya.

Menurut SBY,penyebab krisis 1998 saat itu salah satunya karena terjadi misgovernment, korupsi, transisi politik, insecurity bagi etnis Tionghoa, kenaikan harga yang sangat tinggi, konflik komunal, dan sebagainya.

Semua itu, kata SBY saat ini tidak terjadi. Transisi politik berjalan cukup baik. Indonesia berhasil menjalankan pemilu, pilpres, dan pilkada dengan tertib dan aman. Misgovernment juga tidak terjadi lagi karena situasi politik sudah cukup stabil. ’’Meskipun hubungan pemerintah dengan DPR atau saya dengan DPR selalu ada pasang surutnya. Ada interpelasi, ada angket , tetapi relatif stabil,’’ kata SBY.

Situasi keamanan juga tidak perlu dikhawatirkan. Selain itu, kata SBY, pada 1998, situasi perekonomian pada 1998 lebih buruk dari saat ini. SBY lantas memaparkan grafik-grafik yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat.  ’’Kita bersyukur kondisi yang ekstrim itu tidak terjadi sekarang ini. Tidak seburuk 1998.  Tapi jangan lalai. Harus waspada,” tandas SBY.

Misi pemerintah dan pelaku ekonomi saat ini, kata SBY, adalah memelihara momentum kebangkitan nasional. Juga mengelola dampak krisis keuangan Amerika Serikat agar tidak mengancam momentum pertumbuhan ekonomi.

JAKARTA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berusaha menenangkan masyarakat dengan menyatakan dampak krisis keuangan Amerika Serikat tak akan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News