SBY: Twitter-Facebook Tantangan Demokrasi

SBY: Twitter-Facebook Tantangan Demokrasi
SBY: Twitter-Facebook Tantangan Demokrasi
SBY mengatakan, negara harus mampu menerjemahkan aspirasi rakyat. Sebab, jika komunikasi antara pemimpin dengan keinginan rakyat terputus, bisa mengakibatkan terjadinya disfungsi politik. "Masing-masing dari kita akan merespon secara berbeda aspirasi rakyat, tapi kita harus meresponnya," tegasnya.

Dalam BDF kali ini, sejumlah ikut hadir. Antara lain Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, Presiden Srilanka Mahinda Rajapaksa, Perdana Menteri (PM) Mongolia Sukhbaatar Batbold, PM Qatar Sheikh Hamad Bin jassim Bin Jabr Al-Thani, dan PM Timor Leste Xanana Gusmao. Secara keseluruhan delegasi dari 82 negara ikut hadir, baik sebagai peserta maupun pengamat (observer).

Menlu Marty Natalegawa mengatakan, jumlah peserta dalam BDF menunjukkan peningkatan sejak penyelenggaraannya yang pertama tahun 2008. "Peningkatan jumlah ini, tidak diragukan lagi menunjukkan kokohnya dukungan terhadap forum ini," tutur Marty. "BDF dengan cepat diakui secara luas sebagai bagian yang sangat penting dalam arsitektur demokrasi di kawasan."

Meski mengalami peningkatan, Indonesia sebagai inisiator BDF tidak punya niatan untuk menjadikan forum yang mengikat para pesertanya. "Forum tidak diniati menjadi forum formal yang hasil konferensinya mengikat. Beda dengan ASEAN Summit (KTT ASEAN)," kata SBY dalam kesempatan joint statement dengan PM Bangladesh Sheikh Hasina, co-chair BDF IV.

NUSA DUA - Perkembangan demokrasi di abad 21 bakal mendapat tantangan baru. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebut, fenomena maraknya sosial

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News