SBY: Twitter-Facebook Tantangan Demokrasi
Jumat, 09 Desember 2011 – 08:38 WIB
SBY mengatakan, negara harus mampu menerjemahkan aspirasi rakyat. Sebab, jika komunikasi antara pemimpin dengan keinginan rakyat terputus, bisa mengakibatkan terjadinya disfungsi politik. "Masing-masing dari kita akan merespon secara berbeda aspirasi rakyat, tapi kita harus meresponnya," tegasnya.
Baca Juga:
Dalam BDF kali ini, sejumlah ikut hadir. Antara lain Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, Presiden Srilanka Mahinda Rajapaksa, Perdana Menteri (PM) Mongolia Sukhbaatar Batbold, PM Qatar Sheikh Hamad Bin jassim Bin Jabr Al-Thani, dan PM Timor Leste Xanana Gusmao. Secara keseluruhan delegasi dari 82 negara ikut hadir, baik sebagai peserta maupun pengamat (observer).
Menlu Marty Natalegawa mengatakan, jumlah peserta dalam BDF menunjukkan peningkatan sejak penyelenggaraannya yang pertama tahun 2008. "Peningkatan jumlah ini, tidak diragukan lagi menunjukkan kokohnya dukungan terhadap forum ini," tutur Marty. "BDF dengan cepat diakui secara luas sebagai bagian yang sangat penting dalam arsitektur demokrasi di kawasan."
Meski mengalami peningkatan, Indonesia sebagai inisiator BDF tidak punya niatan untuk menjadikan forum yang mengikat para pesertanya. "Forum tidak diniati menjadi forum formal yang hasil konferensinya mengikat. Beda dengan ASEAN Summit (KTT ASEAN)," kata SBY dalam kesempatan joint statement dengan PM Bangladesh Sheikh Hasina, co-chair BDF IV.
NUSA DUA - Perkembangan demokrasi di abad 21 bakal mendapat tantangan baru. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebut, fenomena maraknya sosial
BERITA TERKAIT
- Polda NTB Usut Pemasok Bahan Baku Bom Ikan
- Gejala IBD Sering Terabaikan, Akibatnya Fatal, Waspadalah
- Video Waroeng Steak & Shake jadi Perhatian Warganet, Pihak Manajemen Merespons
- KKB Membakar 3 Sekolah Seusai Memanggang 12 Kios di Paniai
- Siswi SD Nyaris Bunuh Diri Gegara Dicabuli Ayah Sendiri di Mataram
- Usut Kasus Investasi Fiktif, KPK Periksa Dirut PT Insight Investments Management