Sebelum Menyelam Bersama KRI Nanggala, Serda Diyut Menyampaikan Firasat Tak Enak

Sebelum Menyelam Bersama KRI Nanggala, Serda Diyut Menyampaikan Firasat Tak Enak
Helen menunjukkan foto suaminya, Serda Diyut salah satu ABK KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan Bali, di rumahnya Kota Madiun, Jatim, Kamis (22/4). Foto: ANTARA/Louis Rika

Serda Diyut Subandriyo merupakan putra kelahiran Madiun pada tanggal 30 September 1984. Dia adalah anak kelima dari enam bersaudara.

Yang bersangkutan merupakan alumni SMP Negeri 7 Kota Madiun. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMK YP 17-1 Madiun dan setelah tamat mendaftarkan diri sebagai prajurit TNI Angkatan Laut.

Dia kemudian menikahi Helen pada tahun 2009 dan dikaruniai dua anak. Pertama perempuan berusia sebelas tahun dan anak kedua, laki-laki berusia lima tahun.

Peristiwa hilang kontak dan tenggelamnya Kapal Selam KRI Nanggala-402 hingga gugurnya 53 awak kapal di dalamnya telah membuat bangsa Indonesia berduka.

Negara telah kehilangan para prajurit Hiu Kencana terbaik. Indonesia kehilangan para patriot penjaga kedaulatan negara.

Wali Kota Madiun Maidi mengungkapkan prihatin yang mendalam atas peristiwa karamnya kapal selam KRI Nanggala-402. Kota Madiun ikut kehilangan, terlebih salah satu awak kapal yang ada di dalamnya adalah putra daerah setempat.

Untuk itu, pihaknya akan memberikan perhatian khusus kepada keluarga Serda Diyut, termasuk memberikan jaminan pendidikan bagi kedua anak Serda Diyut Subandriyo.

"Ada beberapa bantuan yang diserahkan. Khususnya soal pendidikan untuk kedua anak Serda Diyut," ujar Wali Kota Maidi, saat berkunjung ke rumah duka mendampingi Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dalam rangka memberikan dukungan moral dan semangat.

Baik, sopan, dan penyayang keluarga. Demikian Sartiningsih menggambarkan sosok Serda Diyut Subandriyo.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News