Sebelum Menyelam Bersama KRI Nanggala, Serda Diyut Menyampaikan Firasat Tak Enak
"Kalau seandainya ada apa-apa, nanti jasadnya ingin dibawa ke pangkuan ibunda," ujar Sartiningsih, menirukan ungkapan putranya tersebut saat sungkem dan meminta doa restu demi kelancaran tugas pada hari Minggu 18 April lalu.
Helen, istri Serda Diyut juga menyampaikan ungkapan terakhir suaminya kepadanya saat dia mengantarkan ke Terminal Madiun untuk bertolak ke Surabaya guna kembali berlayar pada Minggu, 18 April lalu.
Sebelum berangkat naik bus, Serda Diyut sempat menyampaikan firasat tidak enak dalam tugas berlayarnya kali ini.
Namun, sebagai istri, Helen menguatkan suami agar tetap menjalankan tugas yang telah diberikan satuan dengan baik.
"Kemarin waktu mau layar itu cuma bilang, minta doanya, ya, Nda (Bunda). Dan itu diucapkan berkali-kali oleh Pak Diyut sebelum berangkat naik bus ke Surabaya," tutur Helen.
Menurut Helen, ungkapan tersebut tidak biasanya dikatakan oleh suaminya saat hendak tugas berlayar.
Kepala MI Darul Ulum Kota Madiun itu mengatakan kontak terakhir dengan suaminya dilakukan pada hari Selasa (20/4) malam sekitar pukul 22.00 WIB melalui pesan WA.
Setelahnya dia tidak dapat menghubungi Diyut hingga mendapat kabar bahwa Kapal Selam KRI Nanggala-402 yang membawa suaminya dan 52 awak lainnya dinyatakan hilang dan tenggelam.
Baik, sopan, dan penyayang keluarga. Demikian Sartiningsih menggambarkan sosok Serda Diyut Subandriyo.
- 7 Kapal Perang dan 2 Helikopter Bakal Bersiaga Penuh di Bali
- Erupsi Gunung Ruang, 9 Ribu Warga Dievakuasi dari Pulau Tagulandang
- TNI AL dan Basarnas Bersinergi Menggelar Pembekalan Latihan SAR di Laut
- Dua Kapal Perang TNI AL Mengasah Naluri Tempur di Perairan Selat Rupat
- Enam Kapal Perang Disiapkan Untuk Operasi Trisila di Papua & Maluku
- Detik-Detik 2 Prajurit TNI Tersambar Petir di Cilangkap, 1 Meninggal Dunia