Sebuah Kisah yang Indonesia Tak Ingin Dunia Tahu

Sebuah Kisah yang Indonesia Tak Ingin Dunia Tahu
Ronny Kareni menghiasi wajahnya dengan warna-warni bendera Bintang Kejora, simbol gerakan Papua Merdeka. (Foreign Correspondent: Greg Nelson ACS)

Indonesia telah berupaya untuk menahan penyebaran berita konflik ini, membatasi media asing memasuki kedua provinsi di Papua, dan bahkan memutus akses internet kawasan itu di saat puncak pemberontakan.

Ratusan orang terbunuh dan pihak berwenang setempat mengatakan sekitar 45.000 warga Papua kini terlantar, namun angka ini dibantah Indonesia yang menyatakan hanya 2.000 warga yang melarikan diri.

Meskipun pemicu gelombang kekerasan saat ini adalah proyek jalan Trans Papua sepanjang 4.000 km, namun perjuangan kemerdekaan Papua telah bermula di era Perang Dingin.

Bangkitnya gerakan kemerdekaan

Sebuah Kisah yang Indonesia Tak Ingin Dunia Tahu Photo: Pemimpin gerakan Papua Merdeka Victor Yeimo bersembunyi setelah aksi--aksi protes tahun lalu. (Foreign Correspondent: Greg Nelson ACS)

 

Hari masih sangat dini ketika pemimpin gerakan kemerdekaan Papua Barat Victor Yeimo muncul dari kegelapan.

Dia melakukan perjalanan sepanjang malam melintasi perbatasan Indonesia ke Papua Nugini untuk wawancara eksklusif dengan program Foreign Correspondent ABC.

Yeimo sebelumnya pernah dipenjara oleh pihak berwenang Indonesia. Dia khawatir akan ditangkap kembali.

"Sepanjang hidupku saya selalu dengan nyawaku," katanya. "Bukan hanya nyawaku, saya juga khawatir dengan kehidupan rakyatku."

Penduduk salah satu desa di dataran tinggi Papua, di wilayah Indonesia paling timur, kini kembali ke kampungnya dan menemukan puing-puing rumah mereka yang hangus terbakar

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News