Sebuah Kisah yang Indonesia Tak Ingin Dunia Tahu

Sebuah Kisah yang Indonesia Tak Ingin Dunia Tahu
Ronny Kareni menghiasi wajahnya dengan warna-warni bendera Bintang Kejora, simbol gerakan Papua Merdeka. (Foreign Correspondent: Greg Nelson ACS)
Sebuah Kisah yang Indonesia Tak Ingin Dunia Tahu Photo: Pendukung Papua Merdeka bertemu di Papua Nugini. (Foreign Correspondent: Greg Nelson ACS)

 

Yeimo merupakan generasi aktivis baru dan berani menuntut kemerdekaan Papua. Dia mendorong digelarnya referendum kemerdekaan rakyat Papua.

"Bagi kami lebih baik bertarung sebelum mati, demi martabat kami," katanya. "Berjuang adalah tugas, peran generasi muda seperti saya."

Pulau Papua dibagi oleh garis perbatasan. Di timur menjadi Papua Nugini yang merdeka dan di belahan baratnya adalah propinsi Papua dan Papua Barat, yang secara kolektif dikenal sebagai Papua Barat oleh para aktivis kemerdekaan.

Sebuah Kisah yang Indonesia Tak Ingin Dunia Tahu Photo: Aktivis Papua Merdeka menyatakan propinsi Papua dan Papua Barat harus menjadi negara sendiri terpisah dari Indonesia. (Foreign Correspondent: Andres Gomes Isaza)

 

Papua berada di bawah kekuasaan Indonesia selama lebih dari 50 tahun setelah diserahkan dalam perjanjian yang disahkan PBB saat era Perang Dingin.

Pada tahun 1969, Indonesia mengadakan penentuan pendapat rakyat yang disebut 'Act of Free Choice'. Tapi hanya lebih dari seribu warga Papua yang diizinkan untuk memilih.

Indonesia menyatakan menang dengan suara bulat. Sementara kebanyakan warga Papua merasa dirampok dan gerakan kemerdekaan pun lahir.

Penduduk salah satu desa di dataran tinggi Papua, di wilayah Indonesia paling timur, kini kembali ke kampungnya dan menemukan puing-puing rumah mereka yang hangus terbakar

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News