Sebut BI Fast Punya Kelemahan, Deni Daruri Sarankan Belajar dari AS

Selain itu, CFBP dan Departemen Keuangan sebagai pengawas netral dapat berkontribusi dalam mempromosikan inovasi dan persaingan yang sehat di antara penyedia layanan pembayaran, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas layanan bagi pengguna.
Alhasil, lanjut Deni, kepercayaan publik terhadap sistem pembayaran dapat ditingkatkan, yang merupakan aspek penting dalam mendorong adopsi pembayaran digital.
"Belajar dari AS, maka kekurangan utama sistem BI Fast di Indonesia adalah tidak adanya CFBP dan tidak dilibatkannya Kementerian Keuangan dalam melakukan perlindungan terhadap konsumen karena BI saat ini berfungsi sebagai pemain, regulator. pengawars dalam siatem pembayaran,”pungkas Deni Danuri.(fri/jpnn)
Inovasi BI dalam memfasilitasi pembayaran ritel secara real time, memunculkan BI Fast. Namun, infrastruktur sistem pembayaran ritel itu punya kelemahan.
Redaktur & Reporter : Friederich Batari
- Respons Kritik AS soal QRIS, Waka MPR Eddy Soeparno: Terbukti Membantu Pelaku UMKM
- 4 Uang Kertas Lama Ini Tak Berlaku Lagi, Segera Tukar Sebelum Batas Akhir
- 'Indonesia First’ demi RI yang Berdikari di Tengah Gejolak Dunia
- Inilah Dampak Perang Dagang Tarif Resiprokal AS vs China Bagi Indonesia
- Bea Cukai Dukung Ekspor Perdana 273 Kg Teripang Susu Putih Asal Minahasa Utara ke AS
- Data Terbaru Modal Asing Keluar, Berikut Perinciannya