Sediakan Layanan Kelas Dunia, BRI Siap Pacu Bisnis Wholsale

QLola by BRI juga dilengkapi layanan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), custody, remittance tracking, kalkulator hedging dan rate terkait forex, issuing LC, serta issuing dan monitoring keabsahan Bank Garansi (BG).
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan digitalisasi layanan merupakan hal mutlak bagi perbanka bukan hanya untuk ritel, tetapi juga korporasi.
Kondisi ini membuat persaingan bank dalam menyasar nasabah korporasi mulai bergeser ke ruang digital. Dengan demikian kantor fisik tidak lagi menjadi senjata utama bank mengakuisisi nasabah-nasabah gemuk tersebut.
“Umumnya memang [layanan digital] untuk ritel, tapi di luar negeri bahkan proses kredit untuk korporasi sudah melalui kanal digital,” katanya, belum lama ini.
Di Indonesia praktik tersebut belum lazim. Sebab kebanyakan layanan digital merupakan fitur yang kerap dipakai oleh nasabah perorangan.
Namun, BRI berani untuk melakukan terobosan sehingga diperkirakan mampu menyeimbangkan pertumbuhan berkelanjutan di seluruh lini bisnis.
Portfolio kredit segmen korporasi BRI (bank only) terus meningkat pada 2020 tercatat sebesar Rp 168,9 triliun, 2021 sebesar Rp 172,4 triliun, 2022 senilai Rp 180,6 triliun dan pada semester I 2023 Rp 195,7 triliun.
Peningkatan tersebut juga diiringi kualitas kredit yang terus membaik.
Direktur Bisnis Wholesale dan Kelembagaan BRI Agus Noorsanto mengatakan terus memacu bisnis wholesale dan kelembagaan.
- Perkuat Bisnis Digital, Telkom Catat Pendapatan Konsolidasi Rp 36,6 Triliun di Awal 2025
- Awal 2025 Bank Mandiri Tumbuh Sehat dan Berkelanjutan
- Tumbuh Berkelanjutan, Bank Raya Kembali Bukukan Kinerja Keuangan Positif
- Laba Meningkat Tajam, Strategi Bank Neo Commerce Berhasil
- Lalamove Catat Pengiriman dengan Armada Besar Tumbuh 38%
- Perluas Jangkauan Bisnis, Bank Mandiri Menghadirkan Kantor Cabang Alor