Sedihnya, Petani Tambak Rugi Rp 46 Miliar Akibat Banjir

Sedihnya, Petani Tambak Rugi Rp 46 Miliar Akibat Banjir
Banjir luapan sungai. Foto: JPG/Pojokpitu

Mereka diusulkan untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah karena musibah tersebut. Minimal bantuan benih ikan.

Di bagian lain, kerugian materi karena banjir Kali Lamong diperkirakan jauh lebih besar.

Sebab, selain tambak, banyak sawah padi yang terendam. Di antaranya, di wilayah Balongpanggang, Benjeng, dan Cerme.

Di wilayah Cerme saja, terdapat 428 hektare sawah yang kebanjiran. Rata-rata sawah tersebut juga siap panen.

''Kali ini saya gagal panen. Ada 2 hektare sawah. Semuanya padi," tutur Nur Hamdi, 45, petani di Desa Dadapkuning.

Banjir di kawasan permukiman setempat memang sudah surut. Namun, debit air di persawahan masih besar.

Tanaman padi pun masih terendam banjir. Dalam kondisi itu, Hamdi mengaku pesimistis bisa panen. Sebab, padi sudah terendam empat hari. "Biji padi mungkin sudah rusak," tuturnya.

Para petani pun rugi besar. Jika mengacu harga gabah sekarang, kerugian per hektare mencapai Rp 20 juta-Rp 24 juta. Kerugian berasal dari harga bibit, pupuk, dan biaya perawatan sehari-hari.

Para petani pemilik ribuan hektare gagal panen karena lahannya disapu banjir Kali Lamong

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News