Sejarah, IHSG Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa
Meski demikian, Reza masih ragu apakah indeks mampu meneruskan penguatan ke level 6.000.
Alasannya, tekanan ekonomi global terus menguat terdorong sikap Presiden AS Donald Trump yang bersikap protektif dan tidak mencapai kesepakatan yang baik pada pertemuan G20.
Selain itu, putusan pemerintah Inggris soal Brexit yang memengaruhi kondisi ekonomi dan geopolitik negara-negara Uni Eropa.
Jika pada tahun ini Indonesia berhasil mendapat peringkat yang lebih baik dari S&P serta terus menunjukkan tren pertumbuhan positif, sentimen global dapat ditekan.
’’Soalnya, tekanan global memang cukup kuat dan memengaruhi emerging markets, bukan Indonesia saja. Kalau kita bisa punya perbaikan dari dalam negeri akan lebih bagus,’’ terang Reza.
Secara terpisah, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara berharap S&P memperbaiki rating kredit Indonesia.
Namun, jika S&P tidak memperbaiki, Mirza mengaku tak memedulikan.
Sebab, lembaga pemeringkatan lain seperti Moody’s, Fitch Ratings, dan JCRA sudah memberikan investment grade pada Indonesia.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor tertinggi dalam sesi perdagangan Jumat (24/3).
- IHSG Kebagian Untung Atas Hasil Quick Count Prabowo-Gibran
- Rekor! Badak LNG Pertahankan 17 Tahun Tanpa LTI, Capai 125 Juta Jam Kerja Aman
- Dunia Hari Ini: Jumlah Jemaah Haji Tahun Ini Diperkirakan Mencetak Rekor
- Sekali Charger Tembus 280 Km, Motor Selis Cetak Rekor
- IHSG 2023 Tetap Optimistis di Tengah Volatilitas Pasar, Ini Kuncinya!
- Donor 1.000 Kantong Darah, Dharma Wanita PAM Jaya Pecahkan Rekor MURI