Sejarah Masuknya Orang Tionghoa ke Jakarta (1)

Sejarah Masuknya Orang Tionghoa ke Jakarta (1)
Pecinan di Batavia pada zaman Belanda. Foto: Dok.KITLV

Sepanjang tahun pada bulan Februari hingga April, banyak pelaut dari Tiongkok ke Banten, "dengan perahu Djonknja, memuat barang-barang buatan Tionghoa dan kembali lagi ke negaranja dengan hasil bumi. Lada, kopra dan seterusnya…"

Di Banten, banyak pula orang Cina yang kemudian menetap. Mereka bermukim di sebuah kampung, "jang dikitari oleh pohon bambu. Achirnja pohon bambu itu mendjadi terkenal dengan nama bambu tjina."

Dalam perkembangannya, muncullah seorang lakon berpengaruh bernama Souw Beng Kong. Dia cukup dekat dengan Sultan Banten.

"Selainnja mendjadi saudagar besar, Souw Beng Kong pun memiliki kebon-kebon lada jang luas sekali," tulis Phoa Kian Siaoe.

Dengan Souw Beng Kong lah pedagang-pedagang dari Portugis, Inggris, Belanda dan lain sebagainya yang ingin membeli hasil bumi di Pelabuhan Banten banyak berurusan. Termasuk merundingkan harga.

***

30 Mei 1619. VOC--kamar dagang Belanda--menguasai Batavia. Sang Gubernur Jenderal VOC Jan Pieterszoon Coen membujuk agar Souw Beng Kong beserta seluruh orang Cina di Banten pindah berniaga ke Batavia.

Tak mudah. Iming-iming yang besar tak serta merta melunakkan hati Beng Kong. Namun Coen tak menyerah. Bujuk rayu terus dilancarkan.

SOUW BENG KONG bersetuju dengan Jan Pieterszoon Coen. Orang-orang Cina di Banten akhirnya hijrah ke Batavia--kota baru yang dibangun Belanda. Pelabuhan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News