Sejarah Perlawanan Kaum Wartawan

Sejarah Perlawanan Kaum Wartawan
Para deklarator Aliansi Jurnalis Independen (AJI) foto bersama usai menandatangani Deklarasi Sirnagalih, 7 Agustus 1994. Foto: Istimewa

Karena berita-berita yang diulasnya, pada Februari 1995 beredar desas-desus bahwa pemerintah melalui Menteri Penerangan Harmoko akan memotong sejumlah penerbitan alternatif. Majalah Independen dan AJI disebut-sebut sebagai sasaran tembak utama.

Rapat Polkam Februari 1995 yang bersifat tertutup juga membahas AJI dan Independen. Kabarnya, Menko Polkam telah mengeluarkan disposisi untuk “menertibkan” AJI.

Di tengah berbagai desas-desus itu, AJI menyelenggarakan acara halal-bihalal di Hotel Wisata International, Jakarta Pusat (kini Grand Indonesia) pada 16 Maret 1995, dua minggu setelah lebaran Idul Firti.

Acara yang dihadiri sejumlah tokoh, antara lain Iwan Fals dan WS Rendra ini digerebek aparat keamanan. Sri Bintang Pamungkas yang kala itu anggota DPR dari PPP teriak-teriak protes. Aparat bergeming. Tiga anggota AJI, Ahmad Taufik, Eko Maryadi dan Danang ditangkap. Pihak Polda Metro Jaya menyatakan bahwa mereka ditahan sehubungan dengan kasus penerbitan majalah Independen.  

Tak berselang lama, Ketua PWI Jaya Tarman Azzam (Pemimpin redaksi Harian Terbit) didampingi sekretarisnya Marah Sakti (Pemimpin Redaksi Majalah Tiras) mengumumkan pemecatan 13 wartawan anggota PWI Jaya yang ikut menandatangani “Deklarasi Sirnagalih”.

Tarman Azzam menghimbau kepada para pemimpin redaksi media massa agar tidak mempekerjakan wartawan yang bukan anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), terutama wartawan yang dipecat oleh PWI tersebut. Bagi media massa yang tak mau mengindahkan himbauan tersebut akan dikenai sanksi.

Mendapat tekanan, AJI tetap berlawan. Konsistensi inilah yang menyebabkan AJI diterima secara resmi menjadi anggota International Federation Journalist (IFJ), organisasi jurnalis terbesar dan paling berpengaruh di dunia, yang bermarkas di Brussels, Belgia, pada 18 Oktober 1995. 

Awal berdiri AJI hanya memiliki cabang di empat kota; Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya. Anggotanya kurang dari 200 jurnalis. “Kini, AJI telah mempunyai cabang di 36 kota, dengan jumlah anggota dua ribuan,” kata Ketua Umum AJI, Suwarjono dalam pidato pembuka malam resepsi ulang tahun AJI ke 21 tahun. (wow/jpnn)

ALIANSI Jurnalis Independen (AJI) menghelat resepsi ulang tahun ke 21 di Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta Selatan, Jumat (4/9). Meski baru dihelat


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News