Sejarawan: Museum Harusnya Layak Jadi Lokasi Swafoto dan Instagramable

Sejarawan: Museum Harusnya Layak Jadi Lokasi Swafoto dan Instagramable
Museum Surabaya Siola. Foto: JPG

Ketua Asosiasi Museum Indonesia Kawasan Taman Mini Indonesia Indah (AMIDA TMII), Sigit Gunarjo mengatakan, sejak diresmikan 1975, TMII telah memiliki 20 museum dan bertambah satu dengan kehadiran Museum Batik Indonesia.

"Dalam rentang 1975-1996, pembangunan 16 museum di kawal langsung oleh pendirinya Ibu Tien Soeharto," ujarnya.

Dia menjelaskan, dalam membuat perencanaan pembangunan museum-museum di TMII, Ibu Tien membentuk tim khusus yang melakukan studi banding dengan museum di negara Eropa dan Amerika. Mereka mengkaji pengelolaan museum, arsitektur, tata pamer, sarana dan prasarana serta program edukasi museum.

“Seiring dengan perkembangan zaman, peran Ibu Tien Soeharto dalam dunia permuseuman membuka cakrawala baru dengan menghadirkan bangunan baru di kawasan TMII,” katanya.

Perubahan itu sangat terlihat pada arsitektur Museum Komodo, Museum Olahraga, Bayt Al Qur’an dan Museum Istiqlal, Museum Listrik dan Energi Baru, Museum Minyak dan Gas Bumi Graha Widya Patra, PPIPTEK dan lainnya.

“Konsep museum yang dipikirkan Ibu Tien merupakan sumbangan terbesar dalam sejarah perkembangan museum modern di Indonesia. Kemajuan konsep museum-museum di TMII, saat itu tidak kalah dengan museum di luar negeri,” ujarnya.

Setiap 12 Oktober diperingati sebagai Hari Museum Nasional Indonesia. Indonesia sebenarnya mempunyai banyak museum. Sayangnya, museum di Indonesia dinilai belum maksimal dalam menarik minat masyarakat, termasuk generasi milenial. Tidak seperti museum di luar negeri. (esy/jpnn)

Sejarawan JJ Rizal menilai, respons milenial terhadap keberadaan museum cukup bagus tetapi tetap perlu didorong. Hal ini salah satunya karena banyak museum yang kondisinya tidak bagus, jadi seharusnya museum layak berswafoto atau instagramable.


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News