Sejarawan: Periset Film Jenderal Soedirman Tak Paham Konstalasi Sejarah

Sejarawan: Periset Film Jenderal Soedirman Tak Paham Konstalasi Sejarah
Adipati Dolken pemeran Jenderal Soedirman. Foto: Dok. JPNN.com

jpnn.com - SETELAH menonton film Jenderal Soedirman, Hendi Jo kecewa. Menurut sejarawan penulis buku Zaman Perang itu, film berdurasi 126 menit ini sembrono sekali menafsir sejarah.

Pasalnya, film besutan sutradara Viva Westi ini menggambarkan tentara merah yang kalah dalam insiden Madiun 1948 masuk wilayah Kediri dan bergabung dengan Tan Malaka.

“Itu tidak pernah terjadi. Sepengetahuan saya, tak ada pengkikut FDR PKI (Front Demokrasi Rakyat-Partai Komunis Indonesia) yang membelot ke kubu Tan Malaka yang sudah sejak 1926 pecah kongsi dengan PKI. Apalagi para kamerad PKI menuduh Tan Malaka sebagai trotskys,” tandasnya kepada JPNN.com

Bagi Hendi Jo, ini memperlihatkan para periset sejarah film ini tidak paham konstalasi gerakan kiri saat itu. Padahal situasi yang sebetulnya terjadi bertolak belakang dengan pengadegan film itu. 

Merujuk penelitian Harry Poeze dalam buku Madiun 1948, banyak tentara simpatisan FDR PKI yang kembali ke tubuh TNI karena “dinetralisir” Panglima Besar Jenderal Soedirman. 

“Salah satunya Letnan Kolonel Soeadi Soeromihardjo. Mantan pimpinan Komando Pasukan Panembahan Senopati (KPPS) ditarik oleh Soedirman menjadi komandan kawal pribadi sang Panglima Besar. Dan sayangnya, lakon Letkol Soeadi tak muncul di film itu,” ungkapnya. (wow/jpnn)


SETELAH menonton film Jenderal Soedirman, Hendi Jo kecewa. Menurut sejarawan penulis buku Zaman Perang itu, film berdurasi 126 menit ini sembrono


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News