Sejumlah Media Barat Dinilai Salah Memahami Dokumen Polisi Xinjiang

Sejumlah Media Barat Dinilai Salah Memahami Dokumen Polisi Xinjiang
Penulis buku 'Islam di China' Novi Basuki. Foto: Istimewa for JPNN.com

Novi juga mengatakan pusat reedukasi di China memiliki fasilitas ruangan ber-AC, diberikan uang saku sekitar 15 yuan dan juga makanan yang layak.

“Saya tidak tahu dengan pusat rehabilitasi milik BNPT soal fasilitas,” ujar Novi.

Direktur IMCC Robi Sugara mengatakan bahwa pusat reedukasi atau sekolah vokasi tersebut dalam konteks Indonesia mirip Pusat Deradikalisasi yang saat ini dikembangkan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Di tempat yang sama Direktur Sino-Nusantara Insititut Ahmad Syaifuddin Zuhri mengatakan pusat reedukasi adalah bentuk ikhtiar Pemerintah China dalam menanggulangi radikalisme, terorisme dan seperatisme.

“Semua tahu bahwa setelah peristiwa 11 September 2001 di Amerika, seluruh dunia termasuk China menghadapi ancaman yang serupa dari terorisme,” kata Ahmad Syaifuddin. (gir/jpnn)

Penulis buku Islam di China Novi Basuki menilai sejumlah media barat telah salah dalam memahami dokumen polisi Xinjiang.


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News