Sejumlah Media Barat Dinilai Salah Memahami Dokumen Polisi Xinjiang
![Sejumlah Media Barat Dinilai Salah Memahami Dokumen Polisi Xinjiang](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/normal/2022/08/26/penulis-buku-islam-di-china-novi-basuki-foto-istimewa-for-fj-s3pk.jpg)
Novi juga mengatakan pusat reedukasi di China memiliki fasilitas ruangan ber-AC, diberikan uang saku sekitar 15 yuan dan juga makanan yang layak.
“Saya tidak tahu dengan pusat rehabilitasi milik BNPT soal fasilitas,” ujar Novi.
Direktur IMCC Robi Sugara mengatakan bahwa pusat reedukasi atau sekolah vokasi tersebut dalam konteks Indonesia mirip Pusat Deradikalisasi yang saat ini dikembangkan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Di tempat yang sama Direktur Sino-Nusantara Insititut Ahmad Syaifuddin Zuhri mengatakan pusat reedukasi adalah bentuk ikhtiar Pemerintah China dalam menanggulangi radikalisme, terorisme dan seperatisme.
“Semua tahu bahwa setelah peristiwa 11 September 2001 di Amerika, seluruh dunia termasuk China menghadapi ancaman yang serupa dari terorisme,” kata Ahmad Syaifuddin. (gir/jpnn)
Penulis buku Islam di China Novi Basuki menilai sejumlah media barat telah salah dalam memahami dokumen polisi Xinjiang.
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang
- Dokter Korsel Siap Batalkan Mogok Massal Jika 3 Tuntutan Dipenuhi
- Tanzania Luncurkan Kereta Api Listrik Pertama di Belahan Timur Afrika
- 50 Ribu Anak di Jalur Gaza Kekurangan Gizi Akut
- Wamenaker Tekankan Pentingnya Kolaborasi untuk Tingkatkan Keterampilan Tenaga Kerja ASEAN
- Dijegal Alam, Serangan Balon Sampah Korut Gagal Mencapai Target
- Arab Saudi Luncurkan Layanan Smart Robot untuk Jemaah Haji di Madinah