Sejumlah Tokoh Adat Sasak Bertemu Membahas Sangkep Warige

Sejumlah Tokoh Adat Sasak Bertemu Membahas Sangkep Warige
Sangkep Madye di Bale Jajar Desa Adat Ende, Lombok Tengah. Foto: Edi Suryansyah/JPNN.com

Mereka yang hendak melamarnya juga harus membawa seluruh pasukannya.

Pangeran, ksatria, dan pemuda berduyun-duyun mengikuti perintah Sang Putri. Tidak disangka, Putri Mandalika justru mendeklarasikan dirinya sebagai Nyale agar dirinya dapat "dinikmati" secara bersama-sama oleh semua orang.

Dia melompat dari atas bukit ke laut dan tidak pernah muncul kembali. Orang-orang berusaha mencarinya, tetapi hanya mendapati Nyale, yaitu binatang laut yang bentuknya seperti cacing dengan warna beragam.

Dari kisah tersebut kemudian muncul tradisi Bau Nyale. Nyale hanya muncul sekali dalam setahun yang dipercayai sebagai hari saat menghilangnya Putri Mandalika.

Nyale kemudian ditangkap dan dikonsumsi oleh masyarakat Mandalika pada acara Festival Bau Nyale.

Tradisi Bau Nyale biasanya diselenggarakan sekitar Februari untuk awal dan Maret untuk akhir di Pantai Seger KEK Mandalika atau di sepanjang pantai selatan Lombok Tengah.(mcr38/jpnn)


Sebelum dilakukan Sangkep Warige, kegiatan didahului dengan Sangkep Madye di Bale Jajar Desa Adat Ende.


Redaktur : Fathan Sinaga
Reporter : Edi Suryansyah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News