Sejumlah Warga Indonesia Memilih Pensiun di Australia, Inilah Beberapa Kegiatan Mereka
"Salah satu kegiatannya adalah pelajaran bahasa Inggris setiap minggu selama 90 menit, kadang dua kali seminggu, saya rajin datang," ujarnya.
Siu Tin merasakan manfaat besar atas pelajaran bahasa Inggris yang sudah diikutinya selama hampir 4 tahun terakhir.
"Saya tidak takut lagi kalau ke dokter dan bisa berkomunikasi dengan resepsionis," ujarnya.
"Dokter yang saya datangi berasal dari Malaysia, jadi kadang bisa campur antara [bahasa] Inggris dan bahasa Melayu karena dia mengerti kalau saya kadang menjelaskan dalam bahasa Indonesia."
Siu Tin mendorong agar warga Indonesia yang ingin menghabiskan masa pensiun di Australia untuk mau belajar hal-hal baru, sekaligus untuk mengurangi rasa kesepian.
"Jangan takut, jangan malu, saya juga sering mengajak yang lain. Di sini juga kadang ada seminar dan kegiatan lain," ujarnya yang aktif terlibat di kegiatan Indocare.
Mengajari anak-anak soal pembuatan robot
Purnomo Nurhalim, warga Melbourne usia 71 tahun kelahiran Rembang, Jawa Tengah, pensiun di tahun 2014 kemudian memutuskan tinggal permanen di Australia.
"Dulu saya pernah kerja di perusahaan komputer IBM dan juga di sebuah bank," katanya kepada Sastra Wijaya dari ABC Indonesia.
Indradewi Tirtahimawan, warga Sydney berusia 72 tahun asal Indonesia, merasa hidupnya berubah setelah ia kembali belajar bahasa Inggris setiap pekannya.
- Banyak Pekerja Start-Up yang Belum Tahu Haknya Sebagai Buruh
- Dunia Hari Ini: Ratusan Ribu Buruh Indonesia Turun ke Jalan Rayakan May Day
- Dunia Hari Ini: Aktivitas Gunung Ruang Kembali Meningkat
- Dunia Hari Ini: Tornado Tewaskan 4 Orang di Oklahoma
- Dick Tamimi: Sosok di Balik Band Dara Puspita yang Pernah Dituduh Menyelundupkan Emas
- Ini Motif Bule Australia Menganiaya Sopir Taksi di Bali