Sekali Lagi, Perantau Asal Jawa Timur Diminta Tak Mudik Lebaran

Sekali Lagi, Perantau Asal Jawa Timur Diminta Tak Mudik Lebaran
Suasana di Stasiun Pasar Turi Surabaya, Jatim beberapa hari lalu. Pada setiap mudik Lebaran moda transportasi kereta api menjadi pilihan pemudik untuk pulang kampung. Foto: ANTARA/Hanif Nashrullah

jpnn.com, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyarankan perantau menunda mudik Lebaran pada Idulfitri, mengingat penyebaran virus COVID-19 semakin meluas.

"Biasanya para perantau mudik pada Idulfitri, namun untuk tahun ini disarankan pulang ke kampung halamannya saat Iduladha," katanya kepada wartawan di Surabaya, Minggu (29/3) malam.

Di Jawa Timur sampai saat ini terdapat sebanyak 18 daerah terjangkit atau berstatus zona merah penyebaran COVID-19, yaitu Kota Surabaya, Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu, Kabupaten Magetan, dan Sidoarjo.

Kemudian, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Kabupaten Situbondo, Gresik, Lumajang, Jember, Blitar, Kota Blitar, Kabupaten Pamekasan, Banyuwangi, Jombang dan Tulungagung.

Berdasarkan data, total ada 90 orang di Jatim terkonfirmasi positif terinfeksi COVID-19 atau bertambah 13 orang dari sehari sebelumnya yang jumlahnya 77 orang pada Sabtu (28/3).

Lalu, untuk warga berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai 336 orang pasien atau bertambah dari data sehari sebelumnya yang jumlahnya sebanyak 307 orang.

Sedangkan, orang dalam pemantauan (ODP) tercatat 5.071 orang atau meningkat dari sehari sebelumnya yang berjumlah 4.568 orang.

"Dari peta ini bisa dilihat betapa penyebaran COVID-19 di Jatim harus mendapatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan yang luar biasa dari kami semua," katanya.

Gubernur Jatim menyarankan perantau menunda mudik Lebaran pada Idulfitri mengingat penyebaran virus COVID-19 makin meluas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News