Sekar Sari Cerita Sepatunya Lepas saat jadi Paskibraka, Begitu Usai Langsung Menangis

Tapi kekhawatiran mengenai kemampuan fisiknya sirna ketika dia berhasil lolos seleksi. Ternyata dia tidak lemah. Dia mampu.
"Itu titik balik yang cukup signifikan buatku," ujar alumni Hubungan Internasional Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Pelatihan semi militer untuk menempa fisik dan mental dijalaninya. Seluruh anggota pasukan harus kompak.
Menyamakan gerakan, tinggi ayunan tangan hingga tinggi kaki saat berjalan di tempat. Dengan pandangan lurus ke depan, semua harus bergerak serempak tanpa cela.
"Hal kayak begitu menurutku jadi tabungan tubuhku, bagaimana kita (anggota Paskibraka, red) bisa merasakan sekitar kita. Setelah aku makin mendalami seni tari, kusadari ini sebagai sesuatu perjalanan tubuh yang sangat berarti," kata peraih beasiswa program Choreomundus in Dance Knowledge, Practice and Heritage di Norwegia, Prancis, Hungaria dan Inggris.
Latihannya sungguh berat. Para remaja ini menghadapi pelatih yang sangat tegas. Berada di bawah tekanan besar menimbulkan rasa ingin menyerah, tapi godaan itu lekas dihapus dari pikiran.
"Hampir semua di angkatanku pernah mengaku, 'aduh, kalau enggak bawa nama baik sekolah, benar-benar mau keluar'. Seintensif itu. Tapi bikin mental jadi kuat, makin kompak."
Biasanya yang jadi pusat perhatian memang pengibar bendera dan pembawa baki. Namun selama pelatihan Sekar belajar pentingnya kerja tim. Semua orang punya peran yang sama penting, di mana pun posisi mereka.
Aktris Sekar Sari ingat saat menjadi anggota Paskibraka, sepatunya lepas, panik, deg-degan, usai langsung menangis.
- Yogyakarta Royal Orchestra Gelar Konser Megah di Jakarta
- Aksi Nyata Avoskin Suarakan Hidup Eco Conscious Lewat Trail Run
- Fitur Kantong UMKM Memberi Banyak Kemudahan bagi Pelaku Usaha Yogyakarta
- PT KAI Buka Suara Soal Penolakan Warga Jogja yang Terdampak Penataan Stasiun Lempuyangan
- Warga Terdampak Rencana Modernisasi Stasiun Lempuyangan Ogah Digusur
- Respons Kebijakan Impor AS Yogyakarta Harus Adaptif