Sekjen PBNU Harap Demokrasi Terus Dijaga Selama Pandemi Covid-19

Sekjen PBNU Harap Demokrasi Terus Dijaga Selama Pandemi Covid-19
Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini. Foto: ANTARA/Nur Imansyah

Hal yang bisa dilakukan ialah meningkatkan pemahaman masyarakat atas isu-isu yang ada.

Di sisi lain, kata dia, perlu juga dipahami demokrasi bukan hanya soal hak berbeda pendapat. Proses demokratisasi membutuhkan waktu panjang.

Pakar politik internasional Universitas Paramadia Mahmud Syaltout menambahkan dampak nyata pandemi adalah tekanan ekonomi.

Pada situasi tersebut demokrasi transaksional makin marak dan para calon petahana di pemilu cenderung diuntungkan.

Tekanan ekonomi juga membuat sebagian orang kesulitan menerima keragaman. Padahal, demokrasi membutuhkan keragaman.

"Ini tercermin dari kasus Charlie Hebdo di Prancis. Selama pandemi, seperti kelompok lain, toko-toko milik warga muslim Prancis tutup. Bisnis jasa mereka tidak berjalan. Mereka jadi sensitif,” kata dia.

Wakil Sekretaris Jenderal Gerakan Pemuda Ansor itu menerangkan di sejumlah negara lain tekanan ekonomi berujung pada penggulingan pemerintah. Bahkan, ada kudeta yang antara lain dipicu alasan itu.

Dia juga menyebut demokrasi memang harus ditumbuhkan dari dalam negeri sebab pemaksaan dengan alasan mendorong demokratisasi ialah pelanggaran.

Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini mengemukakan harapannya atas demokrasi Indonesia di tengah pandemi Covid-19. Dia menilai catatan Economist Intelligent Unit (EIU) perlu jadi koreksi Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News