Sekjen PDIP Lupa Nama Wali Kota Denpasar

Sekjen PDIP Lupa Nama Wali Kota Denpasar
Sekjen PDIP Hasto Krisyanto (kanan) Foto: Maulana Sandijaya/Radar Bali

jpnn.com, DENPASAR - PDI Perjuangan masih kesal dengan keputusan Wali Kota Denpasar Rai Mantra maju di Pilgub Bali.

Sebagai partai pengusung Rai Mantra di Pilwali, PDI Perjuangan merasa dikhianati. Ajang Rakerdasus PDIP Minggu (4/2) kemarin di Sanur seperti menjadi ajang memblejeti kiprah Rai Mantra bertarung melawan paket yang diusung PDIP, Koster – Cok Ace.

Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto usai Rakerdasus kemarin secara tidak langsung menyindir Rai Mantra. Hasto menyebut, berpartai harus didasari kesetiaan dan loyalitas. Meski tanpa menyebut nama, namun maksud Hasto mengarah pada Rai Mantra.

Sebab, sebelum menjadi rival dalam Pilgub Bali, Rai Mantra adalah Wali Kota Denpasar dua periode yang direkomendasikan PDIP. “Ada orang per orang yang hanya menggunakan partai dari aspek nikmatnya saja, menjadi wali kota misalnya. Begitu jabatan diperoleh kerja kepartaian tidak diperkuat kerja-kerja kerakyatan. Itu hal biasa,” sindirnya.

“Denpasar ini adalah daerah pertempuran karena ada calon dari sana. Wali kotanya saya lupa namanya,” ketus Hasto.

Dia juga mencontohkan Bupati Trenggalek, Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak yang dipecat karena membelot dalam Pilgub Jawa Timur. Emil berpasangan dengan Khofifah Indar Parawansa. Meski demikian, hal itu bagian dari dinamika politik. PDIP menurut Hasto tetap diajarkan membumikan Pancasila.

Dalam memilih calon PDIP tidak melihat agamanya tapi prestasi dan kinerjanya terbukti. “Sekarang tugas kami adalah memastikan mana sudah berpihak dan mana yang abu-abu,” tegas mantan anggota DPR RI itu. (rb/san/mus/jpr)


Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan penting buat sebuah partai memastikan mana yang berpihak dan mana yang abu-abu.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News