Sekolah Lima Hari Menuai Kontroversi, Bagaimana Menurut Anda?
Sebab, kebutuhan asupan dari pagi sampai sore hari tentu membutuhkan tambahan biaya.
"Kalau warga yang kurang mampu, kasihan. Yang tadinya siang bisa pulang terus makan di rumah, sekarang makan siang di sekolah," kata dia.
Di sisi lain, menurutnya, kebijakan ini juga akan berbenturan dengan pendidikan moral dan keagamaan di luar sekolah atau di kampung-kampung.
"Kultur kita kan, setelah pulang, sorenya anak-anak berangkat ke TPQ (Taman Pendidikan Quran) atau madrasah dinniyah. Sehingga, pendidikan moral di luar sekolah akan berkurang," ujar Bangkit.
Ia menuturkan, pembelajaran dari pagi sampai sore hari juga dinilai tidak efektif lantaran pengaruh stamina para siswa.
"Kalau sudah siang, mereka sudah loyo. Pembelajaran jadi tidak efektif. Takutnya ini juga akan mempengaruhi perkembangan mental para siswa ketika tumbuh dewasa. Tidak hanya para siswa, dengan jam kerja seperti ini, kondisi fisik guru juga menurun," tambahnya.
Saat ini saja, kata dia, para guru apabila ada jam tambahan baru bisa pulang jam 15.00 WIB. Jika kebijakan ini diterapkan, maka jam bertemu keluarga akan berkurang setiap harinya.
Hal sama juga diungkapkan Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Tirto, Nariko Candra K, kemarin (9/9). Menurutnya, libur Sabtu-Minggu tidak mempengaruhi pertemuan anak dengan keluarga.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy sedang merumuskan aturan yang menjadi dasar pemberlakuan sekolah lima hari, Senin sampai Jumat,
- Spesialis Permenkes
- 5 Berita Terpopuler: Lulusan SMA Siap-Siap untuk Seleksi CPNS & PPPK, Ada Info Penting dari BKN, Begini
- Suryan Widati Sandang Gelar Doktor Manajemen Pendidikan Islam UMJ, Begini Disertasinya
- Jasa Raharja Tinjau Arus Balik Lebaran di Pelabuhan Panjang dan Bakauheni Lampung
- Dirut Jasa Raharja Dampingi Menko PMK Pantau Arus Mudik dari Command Center
- 4 Menteri Kompak di Sidang PHPU, Bansos Tak Terkait Pilpres 2024