Sekolah Mosintuwu Rajut Perdamaian di Poso
Selasa, 19 Maret 2019 – 12:00 WIB

Sekolah Mosintuwu Rajut Perdamaian di Poso
Diperlukan keberanian dan sikap memaafkan untuk bisa bergaul seperti ini. Mereka dipersatukan oleh pengalaman konflik.
"Rumah-rumah orang Islam dibakar dan harta bendanya dihancurkan. Demikian pula orang Kristen," kata Martince.
Sekolah perempuan Mosintuwu didirikan oleh Lian Gogali, seorang peneliti yang mewawancarai ratusan perempuan selama konflik.
Dia menemukan bahwa kaum perempuanlah yang pertama membangun jembatan lintasagama.

Sementara itu, katanya, pria hanya berpikir bagaimana saling membunuh.
Sejak pertama kali didirikan pada tahun 2009, lebih dari 500 wanita dari 80 desa setempat ikut dalam program di sekolah itu.
Sekitar 200 di antaranya kini aktif dalam berbagai peran yang biasanya diperuntukkan bagi pria. Termasuk Martince.
BERITA TERKAIT
- Dunia Hari Ini: Setidaknya Delapan Orang Tewas Setelah Serangan India ke Pakistan
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM