Sekolah SPK Sudah Mandiri dan Mampu Sejahterakan Guru

Sekolah SPK Sudah Mandiri dan Mampu Sejahterakan Guru
Pengamat dan praktisi pendidikan Satriwan Salim. Foto: tangkapan layar/mesya

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat dan praktisi pendidikan Satriwan Salim mengatakan, sekolah Satuan Pendidikan Kerja sama (SPK) seharusnya mampu menyejahterakan tenaga pendidik dan kependidikan.

Pasalnya, sekolah SPK menarik dana yang tidak sedikit dari orang tua murid.

"Rerata sekolah SPK ini bayarannya mahal. Meski ada juga SPK yang SPP-nya sama dengan sekolah swasta nasional. Namun, SPK itu identik dengan sekolah mahal karena sumber pembiayaannya tidak hanya dari SPP," kata Satriwan kepada JPNN.com, Rabu (22/7).

Dia mencontohkan beberapa SPK yang dimiliki industri berskala besar. Selain dari SPP, bisa saja sekolah juga mendapatkan subsidi dari industrinya.

Kondisi ini berbeda dengan sekolah swasta nasional yang juga standarnya berbeda-beda.

Ada sekolah swasta nasional yang makmur tetapi lebih banyak pas-pasan. Mereka hanya mengandalkan sumber pemasukan dari SPP.

"Karena SPP sekolah SPK mahal, ditambah sumber pendanaan lainnya mestinya tenaga pendidik dan kependidikan harus lebih sejahtera. Namun, fakta yang saya lihat ada juga yayasan SPK yang kurang perhatian. Mestinya kan enggak begitu," ucap Satriwan.

Wakil Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) ini menambahkan, mahalnya biaya sekolah SPK ini harus diimbangi juga dengan kualitas pendidikannya.

Keberadaan sekolah SPK berbiaya tinggi dinilai sudah mandiri sehingga seharusnya mampu mensejahterakan guru-gurunya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News