Sekolah Tatap Muka Dimulai Juli, Banyak Ortu Khawatir, Guru Tolak Divaksin

Sekolah Tatap Muka Dimulai Juli, Banyak Ortu Khawatir, Guru Tolak Divaksin
Uji coba pembelarajan tatap muka di SD Negeri Pondok Labu 14, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menjelang pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas pada Juli mendatang, makin banyak orang tua yang khawatir.

Menurut Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Heru Purnomo, kekhawatiran itu lantaran kasus Covid-19 makin melonjak. Apalagi ditambah adanya varian baru Corona.

"Memang tidak sedikit juga orang tua dan guru yang mendesak sekolah segera dibuka meski kasus melonjak secara nasional," kata Heru di Jakarta, Senin (7/6).

FSGI, lanjutnya, menyayangkan bila sekolah tatap muka dipaksakan serentak pada Juli mendatang. Padahal, program prioritas vaksin kepada guru juga belum tuntas sesuai target di Juni 2021.

Hingga 31 Mei 2021 baru 28 persen guru yang divaksin seluruh Indonesia.

Heru mengungkapkan, hanya Pemprov DKI Jakarta yang vaksin terhadap gurunya mencapai 78 persen.  

"Pantauan FSGI, guru yang menolak divaksin di sejumlah daerah juga banyak dengan alasan khawatir pada efek samping. Di tambah fakta bahwa orang yang divaksin masih mungkin tertular Covid-19," tuturnya.

Melihat kondisi tersebut, FSGI mendorong pemerintah daerah tidak membuka PTM di sekolah/madrasah hanya dengan pertimbangan gurunya sudah divaksin. Kekebalan kelompok belum terbentuk di sekolah ketika guru divaksin tetapi peserta didik belum divaksin mengingat vaksin anak belum ada.

Menjelang sekolah tatap muka pada Juli mendatang, makin banyak orang tua khawatir karena kasus Covid-19 melonjak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News