Seks Bebas Didominasi Pelajar

Seks Bebas Didominasi Pelajar
Seks Bebas Didominasi Pelajar

jpnn.com - SINGAPARNA--Koordinator Yayasan Akses Indonesia Iwan Riswan menuturkan penularan HIV/AIDS telah mengalami beberapa kali perubahan tren. Pada era 1997-1998, penularan HIV/AIDS melalui pasangan homo seksual. Dari 1998-2007, tren penularan virus mematikan ini beralih ke jarum suntik yang digunakan oleh para pecandu psikotropika. Yang lebih mengkhawatirkan, kata dia, mulai 2007 sampai saat ini penularan HIV/AIDS banyak terjadi lewat hubungan seksual normal.

“Sedikitnya ada tiga kali perubahan tren penularan HIV/AIDS,” ujarnya kepada Radar (Group JPNN), Senin (2/12).

Pada tes HIV/AIDS kali ini, ujar Iwan, sasaran utamanya adalah pelajar. Pasalnya, pelajar saat ini sudah mengenal pendidikan seks. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang pernah melakukan hubungan seks.

“Pelajar ini berada di tatanan paling dasar. Kebanyakan dari mereka sudah mengenal pendidikan seks. Bahkan ada juga yang pernah berhubungan seks. Ini jelas rawan terinfeksi HIV/AIDS,” papar dia.

Dalam kurun waktu beberapa tahun ini, terang dia, tingkat seks bebas di Indonesia meningkat. Yang paling memprihatinkan, peningkatan seks bebas didominasi pelaku dari pelajar. “Tingkat pelajar ini mengkhwatirkan. Tingkat seks bebas di negera kita sedang naik dan kebanyakan pelaku seks bebas adalah pelajar,” jelas dia.

Yayasan Akses Indonesia sendiri, kata dia, hadir untuk memberikan pendampingan baik bagi yang sudah terinfeksi HIV/AIDS atau pun yang belum terjangkit agar tidak tertular virus mematikan tersebut. “Kita lakukan pendampingan. Pendampingan ini meliputi konsultasi, akses layanan kesehatan dan men-support yang sudah terinfeksi HIV/AIDS agar tidak frustasi dan putus asa,” katanya.

Siswi SMK Kesehatan Cipasung Singaparna Reta Diana Putri mengaku baru pertama kali mengikuti tes HIV/AIDS. Menurut pelajar berusia 15 tahun ini, tes tersebut penting dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan pelajar. “Kalau kita ikut tes itu kan bukan berarti kita terinfeksi, tapi sifatnya lebih ke partisipasi. Soalnya ini juga penting untuk mengetahui kondisi tubuh kita,” ujarnya. (mg1)


SINGAPARNA--Koordinator Yayasan Akses Indonesia Iwan Riswan menuturkan penularan HIV/AIDS telah mengalami beberapa kali perubahan tren. Pada era


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News