Sektor Energi di Australia Melemah, Warga Indonesia Ini Beralih Jualan Martabak

Sektor Energi di Australia Melemah, Warga Indonesia Ini Beralih Jualan Martabak
Sektor Energi di Australia Melemah, Warga Indonesia Ini Beralih Jualan Martabak

Anda bisa bayangkan berapa omsetnya, jika harga satu loyang berkisar $15 hingga $17, tergantung jenis rasanya.

Atje pun terus gencar melakukan upaya untuk memperkenalkan produknya, tak hanya terbatasa bagi komunitas Indonesia di kota Melbourne.

"Strategi pemasaran yang saat ini dilakukan utamanya adalah lewat jejaring sosial, aktif promosikan produk di Facebook, Instagram, memberikan informasi ke Whatsapp Group dari berbagai komunitas... dan yang penting, saya harus aktif ikutan pameran atau bazza," jelasnya. 

Atje memiliki cita-cita untuk membuat gerai martabak ke depannya.

"Tetapi tentu membutuhkan modal yang besar dan saya pun masih mempelajari persyaratannya."

Saat ini, Atje sudah memiliki beberapa pelanggan tetap dan ia pun berbagi tips bagaimana memulai bisnis kuliner rumahan bagi warga Indonesia di luar negeri.

"Harus se-friendly mungkin sesuai kebutuhan dan keinginan customer. Misalnya, saya sangat fleksibel soal waktu pengiriman. Kedua harus peka dan kreatif dengan memperkenalkan rasa-rasa baru, riset dan memantau makanan apa yang sedang tren di Indonesia, kemudian coba bawa kesini untuk memberikan kemudahan bagi mereka yang kangen makanan Indonesia," ujarnya.

"Tambahan lainnya, sedapat mungkin menjaga kandungan halal, sebagai kepedulian bagi kebutuhan konsumsi halal pelanggan Muslim dan sekreatif mungkin dalam membuat promosi atau special offer, misalnya buy 5 get 1," jelas Atje yang juga aktif sebagai bendahara Australia Indonesian Association of Victoria.


Salah satu warga Indonesia yang bekerja di sektor energi di Australia terpaksa kehilangan pekerjaanya, setelah harga komoditi dari sektor ini terus


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News