Selamat Hari Maritim Nasional!

Selamat Hari Maritim Nasional!
Sampul arsip Departemen Penerangan RI. Foto: Wenri Wanhar/JPNN

Umpama berlayar di samudera, pada 30 September 1965 badai menghantam kapal yang dinakhodai Soekarno. Angin politik bertiup kencang. Merobek-robek layar kapal. Coba bertahan, sang Nakhoda Agung akhirnya goyang.

Ali Sadikin yang menjabat Menteri Maritim sejak 27 Agustus 1964, selesai pada 22 Februari 1966. Selanjutnya Bang Ali—demikian ia biasa disapa--didaulat sebagai Gubernur Jakarta.  

Sempat kosong beberapa purnama, pada 25 Juli 1966, posisi Menteri Maritim kembali diisi Jatidjan Sastroredjo, yang sebelumnya menjabat Menteri Perhubungan Indonesia di Kabinet Dwikora III. 

Paska peristiwa G30S 1965, seiring melemahnya kekuasaan Soekarno, haluan pun berubah. Dan nakhoda pun kehilangan kapal…

Gelora Bung Karno, 12 Maret 1967

Hujan turun dengan derasnya ketika anggota MPRS, tamu dan para pewarta memasuki ruangan sidang.

Pemandangan Gelora Bung Karno hari itu lain dari biasanya. Di dinding ruangan, tak ada lagi semboyan, “Hancurkan Nekolim!”, “Imperialis Amerika Go To Hell!”, “Ganjang Malaysia!”.

Haluan benar-benar berubah. Kaum mahasiswa yang biasanya meneriak-pekikkan, "hidup Bung Karno" di stadion utama itu, kini menyebarkan pamflet yang menyeru MPRS agar memberhentikan Soekarno.

23 SEPTEMBER ditetapkan Presiden Soekarno sebagai Hari Maritim. Bukan 21 Agustus.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News