Selesaikan Krisis Kesehatan, Mencegah Krisis Ekonomi

Oleh: Ketua MPR RI Bambang Soesatyo

Selesaikan Krisis Kesehatan, Mencegah Krisis Ekonomi
Ketua MPR Bambang Soesatyo. Foto: Humas MPR RI.

Dengan cadangan devisa per September 2020 sebesar 135,2 miliar dolar AS sebagaimana dilaporkan Bank Indonesia (BI), nilai tambah dari jumlah itu mungkin menjadi minim ketika perekonomian global dilanda krisis.

Volume cadangan devisa itu setara pembiayaan 9,5 bulan impor plus pembayaran utang luar negeri pemerintah. Namun, impor bahan pangan menjadi tidak mudah dalam periode krisis global.
 
Karena itu, krisis kesehatan skala global maupun nasional saat ini harus segera dan cepat diselesaikan. Hanya itu opsinya agar perekonomian tidak terjerumus ke dalam lingkaran krisis.

Untuk menghindari malapetaka, krisis kesehatan yang melanda dunia sekarang ini jangan sampai dibebani lagi dengan krisis ekonomi. Sangat mengerikan jika peradaban sekarang harus menghadapi dua krisis sekaligus di periode waktu yang sama.
 
Untuk alasan strategis itulah kerja dan kesadaran memutus rantai penularan Covid-19 menjadi faktor kunci. Semua elemen masyarakat Indonesia harus aktif berperan dalam upaya memerangi Covid-19.

Peran masyarakat jelas sangat menentukan karena besar-kecilnya jumlah kasus Covid-19 di dalam negeri benar-benar ditentukan oleh perilaku masyarakat, utamanya mematuhi protokol kesehatan di masa pandemi.
 
Semua orang hanya perlu realistis dan mengakui bahwa ancaman virus Corona SARS-CoV-2 itu nyata. Ancaman itu bisa dihindari jika semua orang mau mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan.

Wacana tentang Covid-19 sebagai rekayasa atau konspirasi sama sekali tidak produktif dan tidak menyelesaikan masalah. Virus Corona mewabah dan merenggut banyak nyawa manusia di negara-negara kaya hingga negara paling miskin sekalipun.

Amerika Serikat (AS) yang adidaya itu bahkan mencatatkan jumlah kasus tertinggi dan korban jiwa terbanyak. Memasuki Oktober 2020, wajah Eropa pun kembali suram karena banyaknya bermunculan klaster baru Covid-19 di berbagai negara di Benua Biru itu.  
 
Daripada berwacana tentang rekayasa atau konspirasi, lebih produktif dan solutif jika semua orang yang peduli memaknai data tentang jumlah kasus Covid-19 di dalam negeri maupun jumlah kasus di seluruh dunia. Lebih dari satu juta orang telah meninggal dunia karena penyakit Covid-19.

Dengan memaknai data kasus Covid-19, semua orang akan terdorong untuk mencari solusi. Saling menyalahkan atau menuduh pemerintah lamban mengantisipasi penularan Covid-19 juga tidak solutif.

Tak satu orang pun atau satu negara pun yang tahu cara paling efektif menghentikan penularan virus ini. Pun tak ada teknologi canggih kekinian yang bisa diandalkan untuk mengeliminasi virus ini. Virus corona memiliki akses jelajah penularan karena ketidaktahuan semua orang sejak awal pandemi.
 
Karena ketidaktahuan itu, dan juga karena alasan begitu sulitnya mengatur perilaku miliaran orang untuk menaati protokol kesehatan, semua orang akhirnya hanya berharap pada hadirnya vaksin corona.

Indonesia harus menata lagi fondasi perekonomiannya nyaris rusak berat karena pandemi Covid-19.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News