Semangat Syawal di Tahun Politik

Semangat Syawal di Tahun Politik
Salat Idulfitri. ILUSTRASI. Foto: JawaPos.com/JPNN.com

Saat itu, ujar Aboe, KH Wahab Chasbullah mengusulkan sebuah konsolidasi nasional dalam bentuk halal bihalal, agar menghilangkan berbagai problema diantara para tokoh dan menyatukan mereka dengan bermaaf maafan.

"Tradisi tersebutlah yang kemudian berlangsung sampai hari ini," ungkapnya. 

 


Belajar dari sejarah tersebut, tambah dia, semangat bulan Syawal sebenarnya sudah digunakan oleh tokoh nasional untuk mengonsolidasikan komponen bangsa melalui halal bihalal. Dengan tradisi inilah, setiap komponen bangsa ini dapat memiliki alasan untuk bertemu dengan komponen yang lain. Tentunya hal ini akan memilik dampak positif saat peluang ini dimanfaatkan untuk menyokong konsolidasi persatuan dan kesatuan bangsa.

Konsolidasi persatuan umat dalam bulan Syawal juga pernah terjadi di dalam sejarah perkembangan Islam. Syawal justru pernah menjadi bulan perjuangan yang amat menentukan bagi kaum muslimin. Itu terjadi pada tahun 5 H. Bulan Syawal kala itu merupakan bulan yang mendebarkan, karena persatuan umat sedang diuji. Kaum muslimin dikeroyok oleh pasukan multinasional yang merupakan gabungan dari Quraisy, Ghatafan, dan lain-lain. 

 


Karena itulah perang ini dikenal sebagai perang ahzab (gabungan/sekutu) , di samping juga terkenal dengan sebutan perang khandaq yang berarti parit, karena kaum muslimin menggunakan strategi membuat parit di sekeliling Madinah untuk bertahan dan terbukti efektif, hingga pasukan ahzab tidak bisa menyerang masuk Madinah.

 

Bulan syawal harus meningkatkan silaturahmi serta menjaga persatuan di tengah masyarakat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News