Semangat Syawal di Tahun Politik

Semangat Syawal di Tahun Politik
Salat Idulfitri. ILUSTRASI. Foto: JawaPos.com/JPNN.com


Penggalian parit atau khandaq ini adalah kerja keras yang luar biasa. Persatuan kaum muslimin benar-benar terasa di sana. Begitupun keimanan mereka dan doa-doa yang khusyuk semakin mendekatkan mereka kepada Allah. 

 


Ditambah dengan catatan-catatan kepahlawanan mulai dari Nu’aim yang memecah belah pasukan Ahzab dan bani Quraidzah yang berkhianat di belakang kaum muslimin, sampai keberanian dan kecerdasan Hudzaifah Ibnul Yaman yang menerobos perkemahan pasukan Quraisy untuk mencari informasi. "Benar-benar peningkatan yang luar biasa pasca-Ramadan," tegasnya. 

 


Lalu Allah menolong kaum muslimin dengan menurunkan angin topas yang memporakporandakan  perkemahan pasukan Qurasiy.

 


Selain itu, sejarah mencatat bahwa konsolidasi keumatan  juga banyak dilakukan pada bulan Syawal. Misalnya,    27 Syawal, perjalanan Nabi SAW ke Thaif, di tahun ke-10 kenabian, kemudian pada Syawal 1 Hijriyah, terdapat Perang Bani Qainuqa, pada 17 Syawal 3 Hijriyah ada Perang Uhud, selanjutnya 18 Syawal 5 Hijriyah ummatIslam mengadapa] i Perang Khandaq, dan pada 6 Syawal 8 Hijriyah ummat Islam harus menghadapiPerang Hunain. "Ini ada sebuah hikmah bahwa syawaladalah bulan konsolidasi sosial yang seharusnya banyak dimanfaatkan bangsa ini untuk meneguhkan persatuan," paparnya. 

 

Bulan syawal harus meningkatkan silaturahmi serta menjaga persatuan di tengah masyarakat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News