Semua Golongan Masyarakat di Indonesia Rentan Terpapar Radikalisme
"Padahal realitas dunia jauh lebih rumit dan kompleks sehingga tidak bisa direduksi secara hitam putih tadi."
"Dari sini muncul-lah propaganda khilafah adalah solusi dari HTI (Hizbut Tahrir). Apapun problemnya, khilafah solusinya," kata Suratno kepada ABC (28/5/2019).
"Seperti iklan sebuah teh botol," imbuhnya.
Faktor pendukung lain dari menjamurnya radikalisme di Indonesia adalah absennya ormas Islam besar seperti NU dan Muhammadiyah di ruang publik, dalam beberapa hal, meski menurut Suratno hal ini perlahan telah diperbaiki.
"Jarang ditemui ustadz-ustadz NU dan Muhammadiyah tampil di TV atau di YouTube dengan follower banyak. Mungkin ada tapi sedikit."
"Kalah jumlah dibanding ustadz-ustadz seleb."
Photo: Diskusi "Kita Indonesia, Kita Pancasila" di Jakarta (29/5/2019).
Jelas ada motif ideologis mengapa seseorang terjerat paham radikal. Keyakinan bahwa hidup ini sementara (fana) dan akherat yang kekal (baqo), menjadi salah satunya.
- Dunia Hari Ini: Panggung Kampanye Meksiko Roboh, Sembilan Tewas
- Pemegang WHV Korban Kecelakaan Merasa Beruntung Biaya Perawatan Ditanggung Asuransi
- Dunia Hari Ini: Presiden Prancis Turun Langsung Redam Kerusuhan di Kaledonia Baru
- Dunia Hari Ini: Penumpang Singapore Airlines Pulang ke Rumah Setelah Turbulensi Maut
- Dunia Hari Ini: Perintah Penangkapan PM Israel dan Pemimpin Hamas
- Dunia Hari Ini: Presiden Iran Tewas dalam Kecelakaan Helikopter