Semua Pihak Harus Bisa Kelola Sampah Laut demi Mewujudkan Pariwisata Berkelanjutan

Semua Pihak Harus Bisa Kelola Sampah Laut demi Mewujudkan Pariwisata Berkelanjutan
Berbagai pihak mendukung untuk terlibat dalam menanggulangi permasalahan sampah laut. Foto: YYADU!

“Saat ini, setiap harinya kami (Bali) selalu kedatangan visitor, baik domestik maupun mancanegara sebanyak 40.000 pengunjung melalui jalur udara, laut, dan darat. Perjalanan laut yang umumnya dilakukan dengan cruise selalu menjadi potensi pencemaran sampah di laut,” ujar Ida Bagus Agung, Ketua Bali Tourism Board.

Dalam upayanya mengembangkan destinasi wisata berkelanjutan, Bali Tourism Board juga menambahkan bahwa kebersihan menjadi faktor utama yang perlu diperhatikan, terutama dalam hal kelola sampah.

Namun, mengatasi permasalahan sampah perlu dilihat secara menyeluruh atau holistik. Faktanya, data dari beberapa sumber mengatakan saat ini 80% sampah laut di Indonesia berasal dari daratan dan 30% dikategorikan sebagai sampah plastik.

Kesadaran masyarakat untuk memilah dan mengelola sampah akan mendukung ekosistem tata kelola sampah sehingga sampah tidak berujung mencemari lingkungan.

Selain itu, sampah yang dikelola dengan baik mampu menghasilkan nilai tambahan (added value) yang mampu mendorong ekonomi sirkular.

“Melalui Bali Waste Cycle ini kami mengedukasi, melakukan pengangkutan, pengumpulan, sampai pada pengolahan. Sehingga sinergitas berbagai pihak perlu dilakukan. Sampah yang sudah dipilah dan dikelola dengan baik, akan memudahkan untuk proses selanjutnya, yaitu daur ulang guna menjaga Provinsi Bali yang benar-benar BALI, Bersih, Asri, Lestari, dan Indah,” kata Putu Ivan Yunatana, Founder Bali Waste Cycle.

Mengacu pada Undang Undang No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, tanggung jawab sampah ini tidak hanya tanggung jawab satu pihak saja (pemerintah), tetapi juga produsen sebagai penghasil sampah untuk turut serta bergabung dalam ekosistem kelola dan daur ulang sampah yang juga tertuang jelas pada Pasal 15, di mana produsen bertanggung jawab terhadap kemasannya.

Mewakili pihak industri, Hanggara Sukandar selaku Director of Environment & Sustainability Affairs Responsible Care® Indonesia juga menyatakan bahwa proses pemilahan sampah plastik akan mendukung proses daur ulang yang saat ini sudah dapat dilakukan dengan terus berkembangnya teknologi.

Sampah yang dikelola dengan baik mampu menghasilkan nilai tambahan (added value) yang mampu mendorong ekonomi sirkular.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News