Senarai Hikayat Para Raja Bali
Di Bali ada ajaran Jiwa Catur Guru. Satu di antara beberapa prinsip ajaran itu rakyat harus patuh pada raja.
Situasi ini dimanfaatkan dengan sangat baik oleh pasukan Gadjah Merah, tentara Belanda pimpinan Van Beuge, yang berlabuh atas nama Sekutu, di pantai Sanur, 2 Maret 1946.
Van Beuge, mantan Residen Bali & Lombok di zaman kolonial mulai menyetel irama permainan.
Mulanya menyebar rumor; raja yang ikut Republik Indonesia berarti takluk pada Raja Badung dan kekuasaan raja-raja akan hilang.
Seiring itu terjadi konflik pertikaian pendapat antara famili-famili raja yang berpengaruh.
Selama perhatian orang-orang kerajaan fokus pada hal-hal tersebut, Belanda intensif “menggosok” dan di saat bersamaan terus memperkuat legitimasi mereka di hadapan penduduk.
Belanda memberikan pakaian kepada para pegawai yang setia kepadanya. Alat pertanian dibagikan kepada petani yang patuh.
Kepada para raja, Belanda menjajikan akan mengembalikan kekuasaan raja seperti sebelum perang jika mereka menuruti mau Belanda.
PADA zaman perang kemerdekaan Indonesia (1945-1949), para raja di Pulau Bali laksana baling-baling di atas bukit. Berpaling ke mana angin bertiup.
- Alam Ganjar Sambangi Keraton Surakarta Hadiningrat Untuk Belajar Sejarah
- Sejarah Ponpes Lirboyo yang Menyatakan Dukungan kepada Anies-Muhaimin
- Datangi Rumah Sejarah di Rengasdengklok, Ganjar Ingin Menularkan Semangat Perjuangan
- Lestari Moerdijat Sampaikan Pentingnya Pembelajaran yang Memperkuat Akar Sejarah
- Anies Prihatin Rumah Rengasdengklok Tak Diberi Bantuan Pemerintah
- PT Timah Dorong Peningkatan Literasi Sejarah Masyarakat Pulau Belitung