Senarai Hikayat Para Raja Bali
Strategi yang dimainkan menuai hasil.
Di Gianyar--karena Raja Gianyar ikut Belanda--Pemuda Pembela Negara (PPN) yang tadinya mendukung Republik Indonesia, melakukan tindakan kekerasan terhadap pemuda pejuang kemerdekaan.
Di Jembrana, Belanda membentuk Badan Pemberantasan Pengacau (BPP) yang bertujuan menghancurkan kekuatan-kekuatan anti Belanda.
Hal yang sama terjadi pula di Klungkung dengan dibentuknya Badan Keamanan Negara (BKN).
Raja-raja yang lain akhirnya satu persatu ikut memihak Belanda. "Akan tetapi, Raja Badung Puri Satrya tetap berjuang membela Republik Indonesia," tulis buku Pasukan M.
Seiring kemajuan usaha-usaha Van Beuge itu, Belanda semakin memperkokoh kedudukannya. Ia memang betul-betul memahami Bali.
Alhasil, digelarlah Konferensi Denpasar, 7-24 Desember 1946 yang melahirkan Negara Timur Raya, kemudian berganti nama jadi Negara Indonesia Timur (NIT).
Pejuang kemerdekaan Indonesia yang dipimpin I Gusti Ngurah Rai sempat merencanakan sabatose, menggagalkan konferensi tersebut.
PADA zaman perang kemerdekaan Indonesia (1945-1949), para raja di Pulau Bali laksana baling-baling di atas bukit. Berpaling ke mana angin bertiup.
- Alam Ganjar Sambangi Keraton Surakarta Hadiningrat Untuk Belajar Sejarah
- Sejarah Ponpes Lirboyo yang Menyatakan Dukungan kepada Anies-Muhaimin
- Datangi Rumah Sejarah di Rengasdengklok, Ganjar Ingin Menularkan Semangat Perjuangan
- Lestari Moerdijat Sampaikan Pentingnya Pembelajaran yang Memperkuat Akar Sejarah
- Anies Prihatin Rumah Rengasdengklok Tak Diberi Bantuan Pemerintah
- PT Timah Dorong Peningkatan Literasi Sejarah Masyarakat Pulau Belitung