Senjata Yubo

Oleh: Dahlan Iskan

Senjata Yubo
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - COBALAH sesekali kita pahami jalan pikiran orang yang tidak setuju dengan kita. Misalnya soal kepemilikan senjata itu.

"Kalau kepemilikan senjata dilarang, jumlah korban mati di tangan perampok akan lebih banyak," ujar Ted Cruz, anggota DPR Partai Republik dari Texas.

Dengan memiliki senjata maka orang yang jadi sasaran rampok bisa membela diri. Mereka juga tidak mudah merampok karena tahu kita pasti punya senjata untuk melawan.

Baca Juga:

Maka orang seperti Presiden Donald Trump tetap kukuh membela hak warga memiliki senjata.

"Sudah waktunya sekolah yang berubah. Guru harus dipersenjatai," ujar Trump di acara Kongres Asosiasi Pemilik Senjata (NRA) di Texas dua hari lalu.

Trump juga memberikan jalan keluar lain: pintu-pintu sekolah harus lebih kuat. Juga jendelanya. Dan pagar yang mengelilingi sekolah harus disesuaikan. Harus lebih kukuh. Agar tidak terjadi lagi orang bersenjata bisa masuk kompleks sekolah.

Baca Juga:

"Juga harus pakai teknologi modern untuk mengamankan sekolah," ujar Trump.

Awal mula kehebatan Amerika memang dari kehidupan individual penduduknya. Terutama yang kulit putih. Mereka bekerja keras. Sendiri. Bersama istri dan anak. Tidak ada yang membantu. Tidak juga pemerintah - -mereka benci pemerintah yang hanya mencampuri urusan pribadi. Karena itu mereka juga benci pajak.

Salvador Ramos di Yubo pernah mengancam si wanita untuk diperkosa dan dibunuh, bahkan dia akan menembaki sekolah si wanita itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News