Sepekan Kekerasan di Rakhine: 399 Tewas, 38 Ribu Mengungsi

Sepekan Kekerasan di Rakhine: 399 Tewas, 38 Ribu Mengungsi
Pengungsi Rohingya tiba di Bangladesh. Foto: Reuters

’’Kami yakin mereka adalah etnis Rohingya,’’ kata Letkol S. M. Ariful Islam, komandan pasukan penjaga perbatasan Bangladesh, Jumat (1/9).

Yang memilukan, ada 19 anak dalam daftar korban tewas tersebut. Keselamatan mereka yang masuk Bangladesh pun tidak terjamin. Mereka harus bertahan di ruang terbuka karena pemerintah setempat tidak punya lahan lagi untuk menampung pengungsi. Pemerintah Bangladesh angkat tangan.

PBB dan berbagai lembaga kemanusiaan menyalahkan sikap pemerintah Myanmar atas kejadian di Rakhine saat ini. Mereka menegaskan bahwa kelompok ARSA muncul tahun lalu lantaran pemerintah sudah melanggar HAM secara terus-menerus dan sistematis selama beberapa dekade.

’’Cara pemerintah merespons serangan ARSA pada Oktober tahun lalu kian memupuk ekstremisme,’’ tutur Kepala Lembaga HAM PBB Zeid Ra’ad Al Hussein.

Kritikan kepada Aung San Suu Kyi juga terus bermunculan. Direktur Eksekutif Nexus Fund Sally Smith menganggap pernyataan peraih Nobel Perdamaian 1991 itu di media membuat situasi makin panas.

Suu Kyi menyebut mereka yang ditembaki militer sebagai teroris. Wanita yang kini menjabat penasihat negara Myanmar itu seakan membenarkan perlakuan militer terhadap etnis Rohingya.

’’Dia adalah peraih Nobel Perdamaian, tapi tampaknya yang terjadi saat ini dia hanya peduli dengan kedamaian penduduk Buddha, bukan Rohingya,’’ tegasnya. (Reuters/CNN/NYT/sha/c14/any)



Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News