Seperti Apa Kehidupan Tanpa Layanan Google? Mungkin Kita Bisa Berkaca dari Tiongkok

Warga di Tiongkok yang masih menginginkan akses ke pencarian Google tanpa sensor harus melakukannya lewat jaringanvirtual (VPN) dan proxy.
Namun, pihak berwenang dalam beberapa tahun terakhir semakin gencar menghukum warga di Tiongkok yang kedapatan menggunakan VPN tidak resmi.

Dr Min Jiang, profesor studi komunikasi di University of North Carolina, mengatakan kepada ABC meskipun Google menarik layanan pencariannya, Google sebenarnya masih ada di Tiongkok karena adanya pusat penelitian AI yang dibuka di Beijing pada 2017.
Ia mengatakan penutupan pencarian Google, yang menguasai 30 persen pasar di Tiongkok, telah menjadi "keuntungan" bagi perusahaan teknologi Tiongkok lainnya, termasuk Baidu.
"Setelah Google meninggalkan Tiongkok, kebangkitan perusahaan mesin pencari lain seperti Sogou, misalnya, menjadi saingan Baidu," kata Dr Jiang kepada ABC.
"Setelah 2016, ketika terjadi skandal Cambridge Analytica dari Facebook, raksasa teknologi asal Amerika Serikat… telah dicurigai di seluruh dunia, termasuk di Tiongkok."
"Sangat sulit untuk mengatakan apakah Google akan diterima, jika mereka memutuskan untuk membuka kembali layanannya di Tiongkok."
Pekan lalu Google mengusulkan sesuatu yang tak mengejutkan: mengancam menarik layanan pencariannya atau 'Google Search' dari Australia, jika Pemerintah Australia mengesahkan undang-undang yang ditujukan kepada perusahaan internet raksasa tersebut
- MBG Rizhao
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Liburan Wu-Yi
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS