Sepuluh Tahun Amerika Serikat Dibayangi Trauma Tragedi 9/11

Keamanan Ketat Usik Gaya Hidup dan Kenyamanan Warga

Sepuluh Tahun Amerika Serikat Dibayangi Trauma Tragedi 9/11
Sepuluh Tahun Amerika Serikat Dibayangi Trauma Tragedi 9/11

Tahun ini, puncak peringatan jatuh pada Minggu, hari libur di seluruh dunia. USA Today edisi 8 September 2011 menurunkan hasil polling terhadap pertanyaan: apakah 11 September dijadikan hari libur" Sebanyak 51 persen responden menjawab yes dan 49 persen menjawab no. Jawaban yang secara statistik sama saja. Dengan tingkat kepercayaan 99 persen, atau margin error 1 persen (taraf signifikansi yang sulit dalam survei sosial), 52 persen orang bisa menjawab yes dan 48 persen menjawab no. Tapi, ada juga peluang 50 persen menjawab yes dan 50 persen menjawab no.

’’Setelah sepuluh tahun tragedi 9/11, bangsa Amerika masih trauma. Setidaknya masih ambigu. Tapi, sejarah juga banyak membuktikan: Amerika selalu bisa keluar dari berbagai masalah,’’ analisis USA Today dari polling itu.

Tapi, taruhannya, ancaman terorisme akan menjadi ’’virus’’ yang memaksa mengubah gaya hidup masyarakat AS. Diperlukan ’’hard war’’ dan ’’soft war’’ sekaligus dengan berbagai strategi dan taktik.

Kapan perang itu berakhir? Belum ada yang tahu. Editorial USA Today edisi 9 September 2011 menutup ulasannya dengan kalimat: ’’In the battle against the ideology and fanatics responsible for 9/11, we know we are winning, but it will be hard to know when have won’’. (*/c11/c5/iro)

Pada 2002, setahun pascatragedi 9/11, di Lax Los Angeles International Airport, petugas imigrasi menyapa dengan rasa curiga. ”What you do in


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News