Serap Gabah Turun, KTNA Minta Bulog Jangan Main-Main!

Serap Gabah Turun, KTNA Minta Bulog Jangan Main-Main!
Kemendag Sidak Pasar dan Gudang Bulog Ilustrasi by: M Ridwan/Jambi Ekspres

Winarno pun menegaskan buruknya kinerja Bulog dalam menyerap gabah petani bisa memberikan dampak negatif yang fatal terhadap ruang yang terbuka lebar bagi para tengkulak untuk membeli gabah petani dengan harga murah.

Selain itu bisa berakibat pada lemahnya ketahanan pangan nasional karena stok beras nasional jauh dari target, sehingga berpotensi besar menciptakan impor.

“Inilah pentingnya Bulog tidak boleh diam dan main-main, harus turun cepat serap gabah petani agar harga stabil atau menguntungkan petani, stok beras nasional terjaga dan impor jangan sampai terjadi," tegasnya.

Sementara Udin Saefudin, petani di Kampung Koleberes, Kelurahan Dayeuhluhur, Kecamatan Warudoyong, Sukabumi mengungkapkan turunnya harga gabah memang sudah menjadi tren ketika musim panen.

Harga gabah saat ini turun sampai Rp 1.000 per kilogram. Padahal, harga gabah sebelumnya Rp 4.200 per kilogram, akan tetapi saat ini hanya Rp 3.200 per kilogram.

“Jika tak naik berarti turun. Tanpa adanya faktor yang pasti petani lagi-lagi menjadi objek permainan tengkulak demi meraup keuntungan,” kata dia.(jpnn)

 


Kinerja Badan Urusan Logistik (Bulog) dalam menyerap gabah petani pada musim panen Mei 2017 sangat mengecewakan dan merugikan petani.


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News