Serikat Buruh Australia Minta Working Holiday Visa Dihapus, Ini Alasannya

Serikat Buruh Australia Minta Working Holiday Visa Dihapus, Ini Alasannya
Growers fear finding workers to pick their crops is about to get a lot harder as a result of the federal budget (Charlie McKillop)

Bulan lalu NFF meluncurkan website lowongan kerja sebagai upaya menarik warga Australia yang sedang mencari pekerjaan.

Mereka menawarkan bayaran yang diklaim "mengejutkan", termasuk bisa menghasilkan hingga 1000 dolar (sekitar Rp10 juta) per minggu.

Serikat Buruh Australia Minta Working Holiday Visa Dihapus, Ini Alasannya Photo: Sektor pertanian Australia sangat bergantung pada pekerja backpacker dari berbagai negara. (Charlie McKillop)

 

Namun kalangan serikat buruh menyatakan banyak bukti adanya eksploitasi sistemik dan meluas di sektor pertanian Australia. Bahkan, ada kasus yang sudah masuk ke ranah hukum.

"Ada sejumlah petani yang sudah memperlakukan pekerjanya dengan baik. Bila mereka membayar upah yang layak dan menghargai pekerjanya dengan baik, mengapa tidak semua petani melakukannya?" ujar Daniel.

Program pekerja musiman

Aliansi Pekerja Ritel dalam masukannya ke komite parlemen juga mendukung perluasan program pekerja musiman, yang memungkinkan pekerja dari negara-negara Pasifik untuk bekerja di sektor pertanian Australia.

Mereka menyarankan agar lebih banyak lagi negara yang dilibatkan dalam program pekerja musiman serta membuka jalan bagi para pekerja untuk menjadi warga negara Australia.

Belum lama ini Pemerintah Federal Australia menyetujui program percontohan bagi pekerja musiman asal Vanuatu untuk bekerja di perkebunan mangga di Australia.

Para petani dan pemilik perkebunan di Australia diminta untuk berhenti mempekerjakan tenaga kerja asing pemegang visa working holiday (WHV) dan 'backpaker' untuk memanen hasil pertanian mereka

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News