Serius Garap Potensi Kopi Arabika

Serius Garap Potensi Kopi Arabika
Serius Garap Potensi Kopi Arabika
Di Kabupaten Malang sendiri, Kopi Arabika sudah dikembangkan sejak tahun 2009 dan terus diperluas penyebaran tanamnya. Adi Prayitno, salah seorang petani kopi mengatakan, permintaan Kopi Arabika di pasaran cukup tinggi. Harganya pun lebih mahal satu setengah kali lipat dibanding Kopi Robusta. “Satu kilogram bubuk kopi Arabika kemasan siap saji dihargai sampai dengan Rp 75 ribu. Sedangkan kopi OC (biji kering) dihargai Rp 21 ribu per kilogram,” jelasnya.

Menurutnya, minat pasar terhadap produk ini juga tinggi. Namun petani kopi belum bisa memenuhi permintaan itu. “Kita pernah membawa contoh produk ini kepada calon pembeli. Pembeli sudah tertarik dan meminta untuk segera dikirimkan satu produk kopi. Tapi,kita tidak bisa memenuhi permintaan itu,” jelasnya.

Dari sisi kualitas, menurut Adi, kopi Tirtoyudo sudah memenuhi syarat untuk ekspor. Hal itu dia ketahui setelah mengirimkan contoh produk ke Puslit Koka (Kopi dan Kakao). “Puslit menyatakan dari sisi rasa dan kualitas kopi Tirtoyudo sudah memenuhi syarat untuk ekspor,” tegas pria yang memiliki lahan kopi seluas 10 hektare itu.

Iklim pasar yang semakin hangat dengan isu Go Organik juga menjadikan harga kopi semakin bersaing. Hemat Adi, bila petani bisa full organik, maka harga produk akan jauh lebih mahal.

Sementara itu, Bupati Malang Rendra Kresna tampaknya juga memberikan dukungan kepada pengembangan sektor kopi. Menurut Rendra, pihaknya sudah lama membidik perkembangan sektor kopi. “Saya tidak punya angan-angan yang macam-macam. Saya hanya ingin masyarakat Kabupaten Malang ini mencintai lagi dunia pertanian,” katanya.

MALANG- Pemkab Malang memberikan perhatian kepada petani Kopi Arabika di kawasan Amtirdam (Ampelgading, Tirtoyudo dan Dampit). Baru-baru ini, Pemkab

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News