Sertifikasi Bisa Bikin Guru Stres
Senin, 23 Januari 2012 – 08:43 WIB
"Banyak yang sangat sulit dilakukan oleh guru, terutama berkaitan dengan pengumpulan angka kredit untuk kenaikan pangkat. Berbagai urusan sekarang cenderung lebih rumit. Lihat saja, dukungan untuk studi lanjut, banyak guru yang tak punya uang untuk biaya kuliah ke S1, tetapi anggaran di Kemdikbud banyak yang tak terserap," ungkapnya.
Perihal impasing, dikatakannya saat ini sistemnya lebih lama, bisa berbulan-bulan bahkan banyak yang tahunan tidak dapat diselesaikan dengan baik, proses sertifikasi semakin lama semakin sulit.
"Mengurus NRG bagi guru agama tahunan, sehingga TPG-nya hangus satu tahun. Pengelolaan DAK maupun BOS perlu ketangguhan, banyak guru yang mendapat tugas mengelolanya, repot, ditekan oleh birokrasi maupun LSM untuk melakukan penyimpangan. Urusan kenaikan pangkat, guru2 yg gol IV/a ke atas, sekarang lebih dari 600.000 orang tertahan," tuturnya.
Oleh karenannya ia menilai jika guru tak sabar dan tangguh akan banyak yang stres. Betapa tidak, banyak pihak yang tak rela guru meningkat kesejahteraannya dengan tunjangan profesi pendidik melalui proses sertifikasi. (tie)
BANDUNG- Tidak lolosnya ribuan guru di Jawa Barat mengikuti tes sertifikasi, akhirnya dikomentari oleh Ketua Umum PB PGRI, Sulistiyo. Dia meminta
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Puluhan Universitas Top Dunia Ada di ICAN Education Expo 2024, Pengunjung Membeludak
- Nadiem Makarim Sebut Kurikulum Merdeka Dibutuhkan Sekolah yang Tertinggal, Guru Diberi Kebebasan
- Ikatan Wartawan Hukum Gelar Kongres, Sosok Inilah Ketua Umum Barunya
- Beasiswa Pendidikan Indonesia 2024 Dibuka, Peluang Besar untuk Guru dan Dosen
- REFO Sukses Gelar G-Schools Indonesia Summit 2024
- Dorong Pendidikan Indonesia, Mentari Assessment & OxfordAQA Kerja Sama Eksklusif