Sesama Imigran di Sidoarjo Kisruh di Rumah Penampungan

Sesama Imigran di Sidoarjo Kisruh di Rumah Penampungan
Kisruh antarimigran di rumah penampungan. Foto: JPG/Pojokpitu

jpnn.com, SIDOARJO - Pemindahan imigran yang telah mengantongi izin sebagai refugee (pengungsi) ke Rusun Puspa Agro, Sidoarjo berakhir kisruh kemarin.

Sebagian warga negara asing (WNA) yang telah tinggal di sana menolak. Hingga tadi malam, puluhan WNA yang dibawa dari Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Surabaya masih belum bisa masuk rusun.

Ada empat bus milik kepolisian yang digunakan untuk mengangkut 64 WNA dari rudenim yang berlokasi di Raci, Pasuruan, tersebut.

Terjadi kericuhan di gerbang tempat penampungan para pengungsi. Mereka yang menolak berteriak-teriak.

Beberapa penghuni diamankan petugas. Kondisi sempat tenang saat terjadi negosiasi untuk mencari solusi antara pihak rudenim, perwakilan International Organization for Migration (IOM), bakesbangpol, camat Taman, Danramil, Kapolsek Taman, dan perwakilan pengungsi.

Para pengungsi di Puspa Agro menolak karena tempatnya cukup sempit. Salah seorang di antara penghuni lama, A. Mustofa, mengatakan, saat ini kamar hanya cukup diisi dua orang. Jika ditambah satu orang lagi, pasti semakin sempit.

Kepala Perwakilan IOM Surabaya Regina M.A. Noy Asa mengatakan, ukuran kamar untuk para pengungsi tidak kecil.

Tiap kamar berukuran 6 x 4,5 meter dengan fasilitas kamar tidur, ruang tamu, dan dapur.

Imigran lama menolak kedatangan para imigran yang baru didatangkan ke rumah penampungan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News