Setelah Fahri Hamzah, Giliran Zul Merespons Sindiran Jokowi

Setelah Fahri Hamzah, Giliran Zul Merespons Sindiran Jokowi
Ketua MPR RI Zulkifli Hasan usai Membuka Simposium Nasional tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara di Gedung Nusantara IV Komleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (29/11). Foto: Dok. JPNN.com

“Jadi dengan disetujuinya cara membuat UU, Lalu dimana pemerintah tidak perlu terlibat membuat UU pada tingkat pertama. Ini akan membuat lebih efisien ketika menyusun UU dengan lebih aspiratif,” tandas Fahri yang juga politikus PKS ini.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo kembali menyindir proses pembuatan undang-undang di legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat.

Jokowi menyebut banyak undang-undang yang mengandung "titipan sponsor". Sindiran kali ini disampaikan Jokowi saat berpidato dalam pertemuan tahunan Bank Indonesia di Jakarta Convention Center, Senayan, Selasa (28/11/2017) malam.

"Dan yang dulu-dulu, undang-undang kita banyak yang pakai sponsor. Blakblakan saja sehingga banyak titipan-titipan. Saya kira hal seperti itu harus dihilangkan," kata Jokowi.

Jokowi tak menyebutkan undang-undang apa saja yang mengandung titipan sponsor. Ia hanya meminta agar DPR tak perlu terlalu banyak membuat undang-undang.

Sebab, saat ini saja sudah ada 42.000 aturan yang tumpang tindih dan justru menghambat kerja pemerintah.

"Saya sudah titip ke DPR, mumpung ada pimpinan anggota DPR disini. Enggak usah banyak-banyak bikin undang-undang, nambahin ruwet," kata Jokowi.

Jokowi menilai, DPR harusnya hanya membuat satu sampai tiga undang-undang dalam satu tahun. Undang-undang yang dihasilkan tidak harus banyak, tetapi berkualitas.

Proses pembahasan UU itu tidak hanya DPR tetapi juga melibatkan pemerintah. Karena itu, jika ada Undang-Undang dianggap bermasalah maka yang salah dua-duanya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News