Setelah Sukses di ‘Udara’, Kini Merambah Bawah Laut

Setelah Sukses di ‘Udara’, Kini Merambah Bawah Laut
Kepala Seksi Jaringan Pasar Dinas Pariwisata Maluku Utara, Kris Syamsudin pada ajang Deep and Extreme Indonesia (DEI) 2016 Cendrawasih Hall Jakarta Convention Center (JCC). FOTO:Malut Post/JPNN.com

Mendapat stan dengan letak strategis, yakni tepat di samping pintu utama, Malut menjadi salah satu provinsi yang paling menarik perhatian pengunjung. Bukan hanya wisata bahari, kekayaan di atas muka bumi pun menjadi bahan pameran. Salah satu spot diving yang menjadi favorit pecinta underwater adalah bangkai KM Pari yang tenggelam di depan Pulau Ternate. Barakuda dan walking shark menjadi dua spesies yang menarik perhatian pengunjung.

Yang tak kalah menarik perhatian pengunjung adalah stan milik Taman Nasional (TN) Aketajawe-Lolobata. Stan ini dibuat berbentuk gua, dengan menampilkan burung-burung endemik dan orang Suku Tobelo Dalam. Meski ini pertama kalinya TN mengikuti DEI, fasilitas yang mereka sediakan terbilang lengkap. Ada pula sarana computer berisi informasi mengenai paket wisata, rute, jarak tempuh dan estimasi biaya. Dua layar televisi menayangkan kegiatan kru TN di hutan Aketajawe-Lolobata.

Dikdik Purnama Nugraha, Koordinator Pameran TN Aketajawe-Lolobata mengakui, informasi mengenai burung dan Suku Tobelo Dalam yang hidup di sekitar TN paling banyak menarik antusiasme pengunjung. Bahkan 2 ribu brosur yang disiapkan habis terbagi di hari ketiga. Kru pun terpaksa melakukan cetak ulang.

“Ini karena spesies burung di Malut mencapai 141 jenis burung, 27 diantaranya adalah endemik. Wisman paling senang dengan burung Mandar Gendang yang terdapat di wilayah Trans Binagara Desa Ake Jawi. Sayangnya burung ini terancam punah, sebab banyak terkena jerat masyarakat setempat,” terangnya seperti dilansir Malut Post (Grup JPNN).

DEI kali ini, Dinas Pariwisata menggandeng 16 agen wisata lokal. Diantaranya adalah Nasijaha Diving Center (NDC), CV Halmahera Trips, Kotamabopo Batobo Club (KBC), PT Blue Dragon, TN Aketajawe-Lolobata, Weda Bay Resort, Karaka Diving Center (KDC) dan Dodoku Ali Diving Club (DDC).

Empat hari DEI, penjualan paket wisata Malut mencapai angka fantastis. Sebagian agen yang telah melaporkan ke Dinas Pariwisata diketahui mampu menarik 100 lebih wisatawan untuk mengambil paket wisata yang dipamerkan. Blue Dragon, misalnya, berhasil menggaet 48 wisatawan. Dengan harga per paket Rp 12,5 juta, wisatawan akan diajak berlayar menumpangi kapal wisata Blue Dragon selama seminggu mengelilingi Ternate-Morotai-Loloda-Jailolo. Jika ditotal, Blue Dragon telah menjual paket wisata senilai Rp 600 juta di DEI kali ini. ”Ini harga promosi selama pameran. Harga regulernya di atas Rp 20 juta. Rata-rata pada booking di atas bulan April,” tutur Emil Bei, Direktur PT. Blue Dragon Indonesia.

Sementara NDC yang menawarkan paket diving seharga Rp 4,8 juta untuk enam hari telah menerima booking-an dari 40 wisatawan. Pendapatan agen ini mencapai Rp 192 juta. Begitu pula dengan TN Aketajawe-Lolobata yang menjual paket seharga Rp 5,5 juta untuk jangka waktu kunjungan 3 sampai 6 hari. Menggaet 50 wisatawan, di mana 10 diantaranya adalah wisman, operator ini berhasil meraup Rp 275 juta.

”Ini belum termasuk pemasukan dari sebagian besar agen yang belum sempat melapor,” ungkap Kris Syamsudin, Kepala Seksi Jaringan Pasar Dinas Pariwisata Malut.

Deep and Extreme Indonesia (DEI) 2016 merupakan pameran petualangan bahari tahunan terbesar di Indonesia. Pada DEI ke-10 kali ini, Maluku Utara tak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News