Seusai Bertemu Presiden Palestina, Joe Biden Berjanji Tidak Akan Menyerah

Sementara itu, Abbas mengatakan prospek solusi dua negara, yaitu sebuah mekanisme yang didorong oleh AS dan PBB untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina, mengalami kemunduran dan peluangnya "mungkin tidak bertahan lama".
"Bukankah sudah waktunya pendudukan ini berakhir?" kata Abbas.
Dia mengulangi tuntutan agar AS membuka konsulat di Yerusalem Timur, yang diinginkan Palestina sebagai ibu kota negara merdeka di masa depan, serta menghapus Organisasi Pembebasan Palestina dari daftar kelompok teroris dan mengizinkannya untuk membuka kembali kantor di Washington.
Abbas juga meminta dukungan AS untuk mengadili para pembunuh jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh, seorang warga negara Palestina-Amerika yang terbunuh dalam serangan Israel di Kota Jenin di Tepi Barat.
Sebelum kunjungannya, para pemimpin Palestina menuduh Biden memprioritaskan integrasi Israel ke dalam pengaturan keamanan regional dengan negara-negara Arab di atas kepentingan mereka, termasuk penentuan nasib sendiri dan melanjutkan pembangunan permukiman Israel di Tepi Barat, yang diduduki setelah perang pada tahun 1967. (ant/dil/jpnn)
Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas bertemu di Kota Bethlehem, Tepi Barat, pada Jumat
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif
- Bea Cukai Tanjung Priok Fasilitasi Ekspor 10 Ton Galvanize ke Amerika Serikat
- Trump Tegaskan Iran Tak Boleh Memiliki Nuklir untuk Alasan Apa pun, Pelucutan Total!
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Respons Kritik AS soal QRIS, Waka MPR Eddy Soeparno: Terbukti Membantu Pelaku UMKM
- 'Indonesia First’ demi RI yang Berdikari di Tengah Gejolak Dunia
- Inilah Dampak Perang Dagang Tarif Resiprokal AS vs China Bagi Indonesia