Seusai Gempa di Pasaman Barat, Hal Ini Terjadi, Ahli Ungkap Penyebabnya

Seusai Gempa di Pasaman Barat, Hal Ini Terjadi, Ahli Ungkap Penyebabnya
Air Sungai Batang Nango Kajai Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat, Sumbar mengalami fenomena alam kering, berlumpur dan dipenuhi material potongan kayu, Sabtu (26/2). (Antara/Altas Maulana)

jpnn.com, PADANG - Pergerakan tanah terjadi di lokasi gempa Pasaman Barat, Sumatera Barat. Ahli geologi lingkungan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkap penyebabnya.

Loka Riset Sumber Daya dan Kerentanan Pesisir (LRSDKP), Pusat Riset Kelautan, Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan, KKP Wisnu Arya Gemilang mengatakan pergerakan tanah tanah di daerah itu pada kedalaman 0-8, 5 meter, yang didominasi oleh material endapan aluvial atau pasir berdasarkan riset yang dilakukan.

"Hasil riset identifikasi kerentanan pesisir di Pasaman Barat ditemukan pada kedalaman lebih dari sembilan meter lapisan tanah yang mengandung air bersifat menerus di bagian bawah lapisan aluvial," kata Wisnu di Padang, Ahad.

Menurut dia, kondisi tersebut berpotensi memicu pergerakan tanah apabila terjadi gempa bumi dengan kekuatan lebih dari 5 magnitudo.

Pada saat getaran gempa cukup tinggi, kata dia, akan berakibat terbukanya beberapa rekahan, sehingga air dengan mudah keluar melalui rekahan tersebut dan membawa material tanah lunak di atasnya.

Selain itu, keluarnya air panas, dapat diinterpretasikan bahwa di sekitar segmen Sesar Sumatera, apabila terjadi gempa maka pergerakan akan berpotensi menimbulkan sumber panas.

"Air yang menyentuh hotspot melalui rekahan batuan akan membentuk air panas, dan saat terjadi gempa akan keluar bersamaan dengan tanah lunak," katanya

Oleh sebab itu, dia mengidentifikasi faktor-faktor geologi ini yang menjadi salah satu pemicu terjadinya pergerakan tanah usai gempa 6,2 magnitudo di Kabupaten Pasaman Barat.

Pergerakan tanah terjadi di lokasi gempa Pasaman Barat, Sumatera Barat. Ahli geologi lingkungan mengungkap penyebabnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News